Informasi Umum
- Tentang PerusahaanGMF AeroAsia adalah salah satu anak perusahaan dari PT Garuda Indonesia Tbk. Perusahaan ini bergerak di bidang perawatan pesawat.
- Didirikan2002
Ungkap Proses Teknis Pengecatan Pesawat Kepresidenan Rp 2 Miliar
Kabar pengecatan ulang pesawat kepresidenan-1 atau BBJ 2 tengah jadi sorotan. Salah satu yang paling disorot adalah biaya Rp 2 miliar yang dikeluarkan untuk mengecat pesawat milik RI 1 dari tadinya berwarna biru menjadi merah putih.
Proses pengecatan tersebut dilakukan saat pesawat kepresidenan mendapat perawatan berkala di Garuda Maintenance Facility atau GMF Aero Asia. Ketika perawatan itulah badan pesawat sekaligus dicat ulang.
GMF Aero Asia yang mendapat mandat pengecatan ulang pesawat kepresidenan tersebut kemudian buka suara untuk menjelaskan dari sisi teknis.
Proses perawatan dan pengecatan pesawat terbang disebut bermacam-macam, tergantung ketentuan regulator serta manual dari perusahaan manufakturnya (Boeing/Airbus).
"Dan kebanyakan untuk harga pekerjaan perawatan ini tergantung paket pekerjaan yang dilakukan sejauh mana. Yang jelas perawatan tersebut dilakukan untuk menjaga keselamatan dan keamanan selama penerbangan berlangsung," ujar VP Corporate Secretary & Legal GMF Rian Fajar Isnaeni kepada Liputan6.com, Jumat (6/8/2021).
Rian menyampaikan, perawatan pesawat kepresidenan pada umumnya mencakup A-D Check, dan ini menyesuaikan dari flight hours yang disyaratkan harus melakukan paket perawatan sesuai dari manufaktur pesawat.
"Biasanya painting pesawat ini dilakukan bersamaan dengan paket perawatan lainnya seperti C-Check atau redelivery," terangnya.
Bertahan Hidup di Tengah Tekanan Pandemi Covid-19
Industri penerbangan jadi salah satu sektor yang juga terdampak pandemi Covid-19. PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMF) juga ikut terdampak. Oleh sebab itu, perseroan menjalankan langkah antisipasi jangka panjang.
Strategi yang dilakukan GMF dengan menggarap lebih banyak bisnis kargo hingga mengatur belanja modal perusahaan. Diharapkan, strategi pemulihan yang dilakukan mampu menjaga keberlangsungan usaha.
Pasalnya, industri penerbangan diprediksi baru pulih sepenuhnya seperti kondisi normal pada 2024. Meski dalam prediksi tersebut, pasar domestik diproyeksikan mampu lebih cepat dibanding pasar internasional. Demikian juga sektor kargo yang saat ini masih terus berjalan.
Direktur Utama GMF I Wayan Susena menyatakan bahwa penguatan bisnis kargo ini menjadi peluang tersendiri bagi GMF untuk menggarap pasar perawatan pesawat preighter (passenger-freighter).
Pada 2020 hingga 2021 lalu, GMF telah melakukan konversi tiga pesawat preighter milik Garuda Indonesia Group.
“GMF juga melakukan diversifikasi bisnis pada segmen usaha yang tidak terlalu terdampak pandemi seperti power services, defence industry, dan business atau private jets,” terang Wayan, dalam keterangan resmi yang diterima, Rabu (28/7/2021).
Berdasarkan laporan IATA periode April 2021, bisnis kargo tahun ini diprediksi masih akan terus menguat. Pendapatan maskapai dari segmen bisnis ini secara global diproyeksikan akan meningkat hingga USD 152 miliar atau sepertiga dari total pendapatan maskapai.
Artinya porsi ini meningkat signifikan dibandingkan periode-periode sebelumnya sebesar 10-15 persen. Hal tersebut mendatangkan keuntungan bagi GMF yang mengalami peningkatan volume pekerjaan perawatan berat, terutama untuk pesawat kargo yang berasal dari luar negeri.