Informasi Umum
- Status KonservasiTerancam (IUCN)
- Nama TrinomialPanthera tigris tigris
- KerajaanAnimalia
- FilumChordata
- KelasMammalia
- OrdoCarnivora
- FamiliFelidae
- SubfamiliPantherinae
- GenusPanthera
- SpesiesP. tigris
- SubspesiesP. t. tigris
Buka Pagi dengan 'Menimang' Bayi Harimau Benggala Imut
Masih ingat dengan sepasang bayi harimau benggala yang lahir di Kebun Binatang Bandung (KBB) beberapa waktu lalu? Kini anak harimau itu sudah memiliki orangtua asuh. Salah satu anak harimau yang lahir di lembaga ex-situ itu bahkan sudah dinamai, Eshan.
Adalah Alshad Kautsar Ahmad (22), mahasiswa jurusan Akuntansi Universitas Padjadjaran (Unpad) yang berhasil menjadi orang tua asuh bagi Eshan. Pemuda itu tampak senang mengunjungi anak asuhnya di KBB, Selasa 29 Agustus 2017, apalagi ia memang mengagumi satwa langka itu.
Melalui program orangtua asuh ini, dia dapat langsung berinteraksi dengan harimau bengggala hasil perkawinan harimau benggala jantan bernama Sharuk Khan dan Cilla sang betina.
"Begitu tahu pihak kebun binatang mem-publish di media massa, saya langsung ikut pendaftaran. Setelah itu dipanggil dan diwawancara. Setelah dilihat keseriusannya, saya akhirnya yang terpilih," kata dia.
Sejak tahun ini, Bonbin Bandung melaksanakan program orangtua asuh untuk bayi satwa langka yang menjadi koleksi di tempat ini. Selain dapat memberikan nama, lewat program ini orangtua asuh juga mendapat tiket gratis selama kunjungan.
Namun, hal itu harus dibayar dengan menunaikan kewajiban. Salah satunya memenuhi biaya makan selama setahun.
"Untuk memenuhi biaya makannya saya pakai uang tabungan. Tabungannya sebagian dari bisnis yang saya jalankan dan saya sisihkan dari uang jajan," tuturnya.
Biaya keseluruhan untuk memelihara Eshan mencapai Rp 30 juta setahun. Namun, Alshad mengaku tidak memberikan uang melainkan dalam bentuk barang atau makanan.
"Saya bukan kasih duit kepada pengelola tapi dalam bentuk makanan," katanya.
Bagi Alshad, uang bukan halangan untuk mencintai satwa langka seperti harimau benggala. Dengan mengikuti program ini dia mendapat kepuasan yang tidak bisa dimiliki orang pada umumnya.
"Masuk kebun binatang kan jadi gratis dan bisa masuk sepuasnya selama masa kontrak. Selain itu juga bisa interaksi langsung," ucapnya.
Soal waktu, Alshad mengaku tak terkendala. Saat ini, dirinya tengah menyelesaikan semester akhir perkuliahan.
"Kalau tidak ada halangan saya pasti datang. Lagi pula sudah semester akhir, jadi banyak waktu luangnya," katanya.
Tentang pemberian nama harimau benggala, Alshad mengaku terinspirasi dari nama-nama dewa di India.
"Selintas saja diberi namanya, tapi artinya memang nama salah satu dewa-dewa dari India," ujarnya.
Menurutnya, dengan program orangtua asuh ini dirinya jadi lebih banyak mengetahui soal merawat hewan.
"Program ini dibuat untuk masyarakat jadi lebih cinta pada satwa serta menyadari pelestarian harimau sudah langka," jelasnya.
Kenalkan Darmi, Bayi Imut Harimau Benggala di Serulingmas Banjarnegara
Kebun binatang Serulingmas Banjarnegara menyambut kelahiran anak harimau Benggala (Panthera tigris tigris) betina dengan penuh suka cita. Anak harimau yang tergolong satwa langka ini lahir pada 1Maret 2020.
Pengelola Serulingmas menamai anak harimau ini Darmi. Nama ini merupakan singkatan dari nama kedua induknya, Darma dan Upik.
Darma merupakan harimau jantan hasil pertukaran antara Serulingmas dengan Semarang Zoo. Serulingmas menukar seeokor singa dengan dua ekor harimau. Selain Darma juga ada Rasti yang berjenis kelamin betina.
Darmi lahir dengan bobot dua kilogram. Selama dua bulan, Darmi hanya mendapat asupan makanan dari menyusu dari induknya. Memasuki usia dua bulan, bayi harimau Benggala ini mulai mengonsumsi daging ayam.
Semula, Darmi cukup kenyang dengan satu kilogram daging. Tapi sekarang Darmi bisa menghabiskan tiga sampai empat kilogram daging.
"Bobotnya pun kini naik menjadi tujuh kilogram," kata Lulut Dwi Prasetyo, juru rawat harimau Serulingmas.
Setelah dua bulan, Darmi mulai diajak bermain. Semula, Darmin hanya bermain di selasar kandang. Secara bertahap, Darmi mulai diajak bermain di taman di luar kandang untuk berjemur.
Namun seiring pertumbuhan Darmi, ruang geraknya mulai dibatasi. Darmi kini hanya dilepas di dalam display. Untuk alasan keselamatan, Dwi hanya akan melepas Darmi ke display setelah induk jantannya, Darma, masuk ke kandang.
"Jadi masuk kandang, dikunci baru Darmi dilepas di display," ujar dia yang semula bekerja sebagai petugas kebersihan.
Di usia empat bulan ini, Darmi mulai menunjukkan agresivitasnya. Bayi harimau Benggala ini mulai mencakar dan menggigit. Taringnya yang tajam mulai tumbuh. Begitu juga dengan cakarnya.
Jika sebelumnya Dwi berani menggendongnya, maka sekarang tidak. Ia mengatakan, jika sampai digigit maka taringnya bisa menembus telapak tangannya.
"Kalau sekadar dibelai-belai nggak apa-apa," tutur dia yang sudah dua tahun mengasuh harimau di Serulingmas.