Pengertian
Hipertensi pulmonal merupakan tipe peningkatan tekanan darah yang melibatkan arteri pada paru-paru dan sisi kanan dari jantung.
Pada salah satu jenis hipertensi pulmonal, pembuluh darah arteri kecil yang terdapat pada paru-paru, yang disebut arteriol pulmonal, mengalami penyempitan, sumbatan, atau kerusakan. Hal ini membuat aliran darah ke paru-paru menjadi lebih sulit, yang meningkatkan tekanan pada arteri paru-paru. Akibat peningkatan tekanan tersebut, bilik jantung kanan bawah, atau ventrikel kanan, harus memompa darah lebih keras ke paru-paru, yang dapat menyebabkan kelemahan otot jantung.
Beberapa jenis dari hipertensi pulmonal dapat menyebabkan kondisi serius dengan progresivitas yang semakin buruk. Penanganan dapat membantu mengurangi tanda dan gejala yang dialami serta meningkatkan kualitas hidup.
Penyebab
Pada hipertensi pulmonal, peningkatan tekanan darah terjadi akibat perubahan pada sel yang melapisi arteri pulmonal. Perubahan tersebut dapat menyebabkan dinding arteri pulmonal menjadi lebih tebal dan kaku, serta terbentuknya jaringan yang berlebih.
Pembuluh darah juga dapat mengalami peradangan. Perubahan yang terjadi pada arteri pulmonal tersebut dapat menurunkan atau menghambat aliran darah melalui pembuluh darah. Hal ini dapat mempersulit darah untuk mengalir, yang menyebabkan peningkatan tekanan darah pada arteri pulmonal.
Hipertensi pulmonal dibagi menjadi lima kelompok, berdasarkan penyebabnya, yakni hipertensi pulmonal dengan penyebab tidak diketahui, hipertensi pulmonal akibat penyakit jantung kiri, hipertensi pulmonal akibat penyakit paru-paru, hipertensi pulmonal akibat bekuan darah kronis, dan hipertensi pulmonal akibat kondisi lainnya, seperti kelainan darah, kelainan metabolik, atau tumor.
Beberapa faktor yang dikaitkan dengan peningkatan risiko terjadinya hipertensi pulmonal adalah:
• Usia dewasa muda, karena peningkatan tekanan darah pada arteri pulmonal paling sering terjadi pada dewasa muda
• Berat badan berlebih
• Memiliki anggota keluarga dengan riwayat hipertensi pulmonal
• Memiliki satu atau lebih kondisi medis yang meningkatkan risiko terjadinya hipertensi pulmonal
• Menggunakan obat-obatan terlarang, seperti kokain
• Mengonsumsi obat-obatan penahan nafsu makan
Gejala
Tanda dan gejala dari hipertensi pulmonal bisa saja tidak tampak pada tahap awal. Namun, seiring dengan progresivitas penyakit, tanda dan gejala dapat mulai timbul.
Beberapa tanda-tanda dan gejala pada hipertensi pulmonal adalah:
• Sesak napas, pada awalnya saat melakukan aktivitas saja, namun dapat semakin memburuk hingga sesak napas juga dapat timbul pada saat istirahat
• Rasa lelah
• Pusing berputar hingga pingsan
• Tekanan atau nyeri pada dada
• Pembengkakan pada pergelangan kaki, kaki, dan abdomen
• Warna kebiruan pada bibir dan kulit
• Berdebar-debar
Diagnosis
Dalam menentukan diagnosis hipertensi pulmonal, dokter dapat mengamati riwayat medis seseorang beserta riwayat keluarga, menanyakan tanda dan gejala yang dialami, serta melakukan pemeriksaan fisik yang menyeluruh. Dokter juga dapat meminta untuk dilakukan beberapa pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis hipertensi pulmonal, menentukan derajat keparahan dari kondisi yang dialami, serta menentukan penyebab yang mendasari.
Beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan mencakup:
- Ekokardiogram. Pemeriksaan ini menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan pencitraan dari jantung. Dokter dapat memeriksa fungsi dari bilik jantung serta ketebalan dinding jantung melalui pemeriksaan ini.
- Pemeriksaan sinar-X. Pemeriksaan sinar-X dapat menunjukkan pencitraan jantung, paru-paru, dan dada. Dari hasil pencitraan, dapat dilihat apabila terdapat pembesaran ventrikel kanan jantung atau arteri pulmonal, yang dapat terjadi pada hipertensi pulmonal.
- Elektrokardiogram (EKG). Pemeriksaan ini dapat menunjukkan aktivitas listrik dari jantung dan mendeteksi adanya irama yang abnormal.
- Pemeriksaan darah. Dokter dapat meminta untuk dilakukan pemeriksaan darah untuk memeriksa adanya zat tertentu dalam darah yang dapat mengindikasikan adanya hipertensi pulmonal atau komplikasinya.
Selain pemeriksaan di atas, beberapa pemeriksaan penunjang lainnya juga dapat dilakukan bila dinilai dibutuhkan, termasuk kateterisasi jantung kanan, computerized tomography (CT), magnetic resonance imaging (MRI), tes fungsi paru-paru, atau biopsi paru-paru.
Penanganan
Penanganan dari hipertensi pulmonal bertujuan untuk meredakan gejala dan menurunkan progresivitas dari kondisi ini. Bila hipertensi pulmonal disebabkan oleh kondisi medis lainnya, dokter akan mengatasi kondisi medis yang mendasarinya bila memungkinkan.
Beberapa jenis penanganan yang dapat dilakukan adalah:
- Pengobatan. Pengobatan pada hipertensi pulmonal dapat mencakup obat-obatan untuk mencetuskan dilatasi pembuluh darah, obat-obatan untuk menghambat reseptor kalsium, obat anti-koagulan, dan sebagainya. Penggunaan obat-obatan ditujukan untuk menurunkan tekanan darah pulmonal.
- Prosedur pembedahan. Bila pengobatan tidak dapat mengendalikan tanda dan gejala dari hipertensi pulmonal, dapat dilakukan beberapa prosedur pembedahan untuk membantu mengatasi tanda dan gejala yang timbul.
Pencegahan
Pencegahan dari hipertensi pulmonal bergantung dari penyakit yang mendasari timbulnya kondisi ini. Melakukan gaya hidup sehat, seperti menghindari merokok, beristirahat dengan cukup, menjalani diet yang sehat, serta melakukan aktivitas fisik secara rutin dapat menurunkan risiko terjadinya hipertensi pulmonal.