Pengertian
Hipoksia merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan kondisi ketika jaringan tubuh tidak mendapatkan asupan oksigen yang memadai. Umumnya terjadi akibat konsentrasi oksigen yang tidak mencukupi di dalam darah atau disebut hipoksemia.
Hipoksemia (oksigen yang rendah di darah) dapat menyebabkan hipoksia (kondisi kadar oksigen yang rendah di jaringan tubuh). Bila darah tidak mengandung oksigen dalam jumlah cukup yang bisa dialirkan ke jaringan untuk memenuhi kebutuhan tubuh, timbulah hipoksia.
Penyebab
Hipoksia bisa terjadi karena disebabkan beberapa kondisi. Salah satunya di saat seseorang mengalami serangan asma berat. Saat mengalami serangan, jalan napas akan menyempit. Dengan demikian, semakin sedikit jumlah udara yang masuk ke paru-paru. Batuk-batuk yang kemudian muncul sebagai reaksi sesak malah bisa membuat paru-paru menggunakan lebih banyak oksigen dan memperburuk gejala yang dialami.
Kondisi lain yang dapat menyebabkan hipoksia adalah masalah paru-paru, seperti penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), bronkitis, pneumonia, edema paru; juga penyakit jantung, anemia, penggunaan obat antinyeri dosis tinggi atau obat-obat lain yang dapat menekan pernapasan, serta keracunan sianida.
Gejala
Walaupun bisa berbeda pada setiap orang, ada beberapa gejala hipoksia yang cukup sering terjadi, seperti:
- Perubahan warna kulit menjadi kebiruan
- Rasa bingung
- Batuk
- Peningkatan denyut nadi
- Peningkatan frekuensi pernapasan
- Sesak napas
- Berkeringat berlebih
- Mengi
- Nyeri kepala
- Rasa lelah
- Berdebar-debar pada fase awal hipoksia. Pada kasus yang berat, irama jantung yang abnormal atau tidak reguler bisa muncul.
Diagnosis
Menentukan diagnosis ada atau tidaknya hipoksia memerlukan pemeriksaan fisik secara langsung. Dari kondisi pasien dapat diamati adanya keluhan sesak napas, kulit tampak kebiruan, riwayat asma, riwayat sesak napas sebelumnya, dan sebagainya. Pemeriksaan fisik ini dibutuhkan untuk mengamati frekuensi pernapasan, suara tambahan pada saat bernapas, aliran udara dalam paru-paru, dan seterusnya.
Pada kondisi tertentu akan diperlukan pula pemeriksaan penunjang. Biasanya berupa pemeriksaan saturasi oksigen atau jumlah oksigen yang masuk ke jaringan tubuh. Kadar oksigen yang masuk idealnya berada di kisaran 95% sampai 100%.
Selain itu, bisa juga dilakukan pemeriksaan analisis gas darah untuk melihat keasaman darah serta konsentrasi oksigen dan karbondioksida dalam darah. Uji fungsi paru juga bisa dilakukan bila perlu untuk mengamati fungsi anatomis paru-paru dan menentukan penyebab hipoksia.
Pengobatan
Kondisi hipoksia dapat ditangani dengan memperbaiki aliran oksigen dan meningkatkan tekanan parsial oksigen (pO2) dalam darah. Penanganan juga perlu berdasar pada penyebab hipoksia dan upaya perbaikan kondisi yang menjadi penyebab tersebut. Misalnya menangani anemia atau asma yang menjadi penyebab utama hipoksia.
Mereka yang terkena hipoksia juga bisa melakukan hiperventilasi dengan cara bernapas lebih cepat untuk meningkatkan aliran oksigen ke paru-paru. Meski begitu, cara ini belum tentu memadai untuk mengembalikan pO2 ke kadar normal.
Hal yang perlu diingat, salah satu metode penting saat menangani hipoksia adalah pemberian oksigen. Hal ini akan meningkatkan konsentrasi oksigen yang dihirup dan dengan demikian juga meningkatkan tekanan parsial oksigen dalam darah serta memperbaiki kondisi hipoksia.
Beberapa peralatan yang umumnya digunakan untuk mengantarkan oksigen melalui bantuan inhalasi adalah: kanula nasal (selang oksigen hidung), sungkup oksigen sederhana, sungkup oksigen katup, serta selang pernapasan. Pemilihan alat bergantung pada berbagai hal, termasuk tanda dan gejala yang terjadi pada pasien, derajat keparahan hipoksia, saturasi oksigen tubuh, kondisi kesadaran, dan beberapa indikasi penting lainnya.
Pencegahan
Salah satu cara untuk mencegah hipoksia bagi penderita asma adalah mencegah kambuhnya asma. Penderita asma juga disarankan selalu siap dengan obat-obatan yang telah diresepkan dokter. Selain itu, penderita asma selalu dianjurkan untuk mengonsumsi makanan bergizi, tetap aktif, memahami kondisinya berikut faktor pencetus yang memicu munculnya serangan asma dan berlatih untuk mengatasinya.
Mereka yang memiliki kecenderungan mengalami hipoksia akibat ketinggian juga disarankan untuk menghindari bepergian ke tempat tinggi. Atau, persiapkan segala kebutuhan untuk mengatasi hipoksia ke mana pun Anda bepergian.