Informasi Pribadi
- Nama lengkapJohann Zarco
- Tempat lahirCannes, Prancis
- Tanggal lahir16 Juli 1990
- ProfesiPembalap
- KebangsaanPrancis
- Tim saat iniPramac Racing
- No. Motor5
Kejuaraan Dunia Balap Motor Kelas MotoGP
- Tahun Aktif2017-Sekarang
- PabrikanYamaha (2017-2018) KTM (2019) Honda (2019) Ducati (2020-Sekarang)
- TimMonster Yamaha Tech3 (2017-2018) Red Bull KTM Factory Racing (2019) LCR Honda Idemitsu (2019) Reale Avintia Racing (2020) Pramac Racing (2021-Sekarang)
Kejuaraan Dunia Balap Motor Kelas Moto2
- Tahun Aktif2012-2016
- PabrikanMotobi (2012) Suter (2013) Caterham Suter (2014) Kales (2015-2016)
- TimJiR Moto2 (2012) Came IodaRacing Project (2013) AirAsia Caterham (2014) Ajo Motorsport (2015-2016)
Kejuaraan Dunia Balap Motor Kelas 125cc
- Tahun Aktif2009-2011
- PabrikanAprilia (2009-2010) Derbi (2011)
- TimWTR San Marino Team (2009-2010) Avant-AirAsia-Ajo (2011)
Johann Zarco merupakan salah satu pembalap veteran yang masih aktif berlaga di kelas utama MotoGP. Saat ini, ia tengah menjalani musim kelimanya di ajang balapan paling bergengsi tersebut dan berusaha meraih titel juara dunia perdananya di kelas para raja.
Namun, keinginannya untuk meraih trofi pertama tampaknya tak bisa diperoleh dengan mudah. Sebab, persaingan ketat pada klasemen MotoGP 2021 membuatnya harus memutar otak agar selalu tampil konsisten di setiap grand prix yang dilakoni.
Maklum, musim ini banyak pembalap muda potensial yang bisa menjadi penghalang Zarco untuk meraih gelar juara dunia, seperti Fabio Quartararo dan Francesco Bagnaia yang mampu tampil luar biasa sejak awal musim. Selain itu, ada beberapa nama pembalap hebat lainnya seperti Jack Miller, Maverick Vinales, hingga juara dunia musim lalu, Joan Mir yang turut ambil bagian dalam persaingan gelar juara MotoGP 2021.
Meski begitu, Zarco tidak patah semangat. Ia yakin masih ada kesempatan bagi dirinya untuk meraih titel juara dunia. Salah satunya ia menerapkan strategi untuk selalu finis di posisi kedua pada setiap pertandingan, seperti yang ia lakukan sejak awal musim berlaga.
"Saya memiliki target untuk meraih posisi runner up dalam 15 seri grand prix musim ini, seperti yang saya lakukan kala melakukan debut di seri perdana MotoGP 2021 di Qatar. Dengan konsistensi tersebut, saya yakin bisa bersaing dengan pembalap lainnya untuk mendapatkan titel juara dunia meski tak pernah sekali pun meraih podium pertama," ujarnya seperti dilansir Pecinogp.
Memiliki Pendirian Kuat
Sejak memulai debut grand prixnya pada 2009, Zarco memang dikenal sebagai pembalap yang ambisius untuk mengejar prestasi. Ia tidak akan berpindah ke kelas yang lebih tinggi sebelum meraih pencapaian terbaik di kelas yang ia diami.
Seperti yang ia lakukan kala membalap di kelas 125cc. Pada musim perdananya bersama WTR San Marino, Zarco tampil mengecewakan. Ia tidak mampu meraih satu pun podium dan harus finis di peringkat ke-20 pada akhir musim.
Begitu pun pada musim selanjutnya, lagi-lagi ia gagal unjuk gigi dan hanya berhasil finis di urutan ke-11 klasemen. Namun, dari dua musim yang ia jalani, ia mendapat banyak pelajaran berharga yang bisa meningkatkan kemampuannya kala mengarungi musim ketiganya di kelas 125cc.
Hal itu dibuktikan dengan konsistensi Zarco dalam meraih podium pada musim 2011. Mengendarai Derbi RSA 125, pemilik nomor 5 itu berhasil meraih 11 podium dan membawanya terbang ke papan atas klasemen. Ia bersaing ketat dengan Nicolas Terol, pembalap asal Spanyol yang sama-sama tampil meyakinkan di musim tersebut.
Namun, pada akhirnya Zarco tetap kalah perolehan angka di akhir musim. Ia hanya mampu bertengger di posisi kedua dan terpaut 40 poin dengan Terol yang berhasil menjadi juara dunia di kelas 125cc 2011.
Meski tak meraih gelar juara dunia, Zarco merasa pencapaiannya di posisi runner up sudah membuktikan kelayakannya untuk promosi ke kelas yang lebih tinggi, yakni kelas Moto2. Ia akhirnya memutuskan untuk berlabuh bersama Tim Japan Italy Racing (JiR) Moto2 dengan mengendarai motor TSR TSR6 dari Motobi.
Sama seperti musim perdananya di kelas 125cc, Zarco belum mampu menunjukkan performa terbaiknya di ajang tersebut. Bahkan, penampilannya cenderung biasa saja dan hal itu berlangsung selama tiga musim berturut-turut.
Penampilannya baru moncer kala hengkang ke Tim Ajo Motorsport. Ia berhasil menyihir pembalap lainnya dengan raihan gemilangnya pada 2015. Ia sangat konsisten untuk meraih podium pada musim itu dan membuatnya bertengger di posisi puncak. Bahkan, hingga akhir musim pun, Zarco dapat memperlebar jarak poin dengan Alex Rins (pembalap runner up) hingga lebih dari 100 angka.
Pencapaian fantastisnya pada musim itu tak berhenti sampai disitu saja, Zarco mampu mengulang kesuksesannya dan kembali meraih posisi pertama semusim setelahnya. Dengan dua titel juara dunia Moto2 yang diraihnya, ia dapat promosi ke kelas utama MotoGP dengan rasa bangga dan optimisme yang tinggi untuk mengulang keberhasilannya.
Penurunan Performa
Zarco bergabung bersama tim satelit Monster Yamaha Tech 3 dengan menunggangi Yamaha YZR-M1. Musim perdananya di kelas para raja itu berlangsung cukup apik. Ia beberapa kali meraih podium dan mampu bersaing dengan beberapa pembalap hebat, seperti Marc Marquez, Andrea Dovizioso, hingga Valentino Rossi.
Meski begitu, kemampuan impresifnya, seperti yang ia tunjukkan di kelas Moto2 masih belum cukup untuk memerangi para pembalap yang haus akan gelar juara dunia. Pada akhir musim, pria kelahiran Cannes itu bahkan hanya berhasil menduduki peringkat ke-6 dan kembali meraih posisi serupa satu musim setelahnya.
Pada musim ketiganya mengarungi MotoGP, mimpi buruk datang menghampiri Zarco kala hengkang ke Tim Red Bull KTM Factory Racing. Performanya menurun tajam semenjak awal musim dan tak mampu menembus posisi 10 besar dalam satu musim berlaga.
Ia bahkan sempat mengundurkan diri dari Tim KTM pasca bertanding di seri ke-13 yang berlangsung di Sirkuit Misano, Italia. Tapi, tak lama kemudian, Zarco kembali membalap bersama LCR Honda Idemitsu dan memulai langkah baru untuk menatap masa depan yang lebih baik di kelas para raja.
Terlibat Insiden Mengerikan
Pasca musim yang buruk, Zarco memutuskan untuk hengkang ke Tim Reale Avintia Racing, salah satu tim satelit yang dimiliki Ducati. Zarco perlahan-lahan memperbaiki penampilannya dan mengevaluasi kesalahan yang membuatnya terpuruk pada musim lalu.
Ketika mencoba untuk bangkit, pada musim 2020 Zarco mengalami insiden yang merugikan dirinya dan hampir saja melukai beberapa rekannya sesama pembalap MotoGP. Kala itu, ia bertabrakan dengan Franco Morbidelli yang menyebabkan motor yang dikendarainya dan motor milik Morbidelli melayang kencang tanpa arah di arena balap Sirkuit Red Bull Ring, Austria.
Akibat melayang tanpa arah, motor keduanya hampir saja mengenai duo pembalap Monster Energy Yamaha, Maverick Vinales dan Valentino Rossi yang kebetulan berada persis di depan insiden tabrakan yang disebabkan oleh Zarco. Untungnya, Vinales dan Rossi selamat dari insiden mengerikan tersebut dan bisa melanjutkan hingga akhir balapan.
Namun, berkat insiden tersebut, Federasi Balap Motor Internasional (FIM) memberikan hukuman kepada Zarco untuk memulai balapan dari pit pada seri selanjutnya. Hal itu dilakukan FIM berdasarkan penelusuran video dan keterangan pihak terkait atas insiden tersebut. Selain itu, hukuman yang diberikan merupakan bentuk peringatan FIM agar Zarco dan pembalap lainnya lebih berhati-hati saat memacu kuda besinya.
Bangkit dari Keterpurukan
MotoGP 2021 menjadi ajang Zarco untuk bangkit setelah melakoni empat musim yang berat di kelas utama. Zarco pelahan mulai mengerti bagaimana cara mengeluarkan kemampuan terbaiknya dan memanfaatkan momentum yang ada untuk meraih kemenangan.
Hal itu ia buktikan sejak seri awal di Sirkuit Internasional Losail, Qatar. Zarco langsung membuktikan diri dengan finis di posisi kedua sekaligus menjadi pencapaian terbaiknya kala melakoni balapan perdana sejak 2017.
Ia juga mampu bersaing di papan atas klasemen sementara dan berkutat di posisi lima besar. Apakah musim ini bakal menjadi akhir yang indah bagi Zarco atau akan kembali terpuruk seperti sebelumnya. Patut ditunggu konsistensi Zarco musim ini, terlebih dirinya memiliki motivasi lebih demi menggapai mimpinya sebagai juara dunia di ajang MotoGP.