:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5139527/original/014836500_1740112142-Snapinst.app_464171676_18257553967255868_8878910816783112249_n_1080.jpg)
retret kepala daerah
Berita Terkini
Lihat SemuaMengenal Uma, Rumah Adat Mentawai
Telah dibaca 21 kaliIlmuwan China Berhasil Ciptakan Material Lebih Kuat dari Berlian
Telah dibaca 28 kaliPunggahan, antara Tradisi Kejawen Jelang Ramadhan dan Perintah Agama
Telah dibaca 77 kaliPDIP Boikot Retret Kepala Daerah Usai Hasto Ditahan KPK, Apa Dampaknya?
Telah dibaca 56 kaliTradisi Nadran Jelang Ramadan di Kabupaten Ciamis
Telah dibaca 49 kaliKasus Pagar Laut Tangerang, Bareskrim Periksa 4 Tersangka Pekan Depan
Telah dibaca 49 kaliPola Diet Terbaik untuk Orang dengan Diabetes, Apa Saja?
Telah dibaca 42 kaliDanantara jadi Katalis Positif Pertumbuhan Ekonomi RI
Telah dibaca 49 kaliGagal Lolos ke Liga Champions, Chelsea Bakal Dipaksa Jual Cole Palmer
Telah dibaca 35 kaliBudi Daya Ikan dengan Sistem Bioflok, Hemat Pakan Lebih Banyak
Telah dibaca 77 kaliJadi Sound Viral di TikTok, Ini Makna Lagu 'Cruel Summer' Taylor Swift
Telah dibaca 56 kali
Pengertian
Leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira dan bisa menjangkit pada manusia maupun hewan. Kuman ini dapat hidup dan berkembang biak di tubuh hewan dalam jangka waktu yang lama. Kasus penyakit ini banyak timbul pada musim hujan, terutama pada daerah yang terkena banjir.
Diagnosis
Tanda-tanda penyakit leptospirosis memang menyerupai tifus dan influenza. Oleh sebab itu, untuk memastikan apakah terkena leptospirosis atau tidak, diperlukan pemeriksaan urine yang kemudian diteliti oleh dokter. Selain itu, dokter biasanya akan menyarankan pasien untuk melakukan pemeriksaan darah dan cairan otak.
Gejala
Tidak semua orang yang terkena leptospirosis akan langsung menunjukkan gejala. Bisa saja gejala baru muncul setelah pasien melewati masa inkubasi sekitar 10 hari, dengan ciri-ciri sebagai berikut:
- Demam tinggi hingga menggigil.
- Nyeri kepala.
- Nyeri otot khususnya di daerah betis.
- Sakit tenggorokan disertai batuk kering.
- Mata merah dan kulit menguning.
- Mual hingga muntah-muntah dan disertai diare.
Pengobatan
Leptospirosis dapat diobati dengan antibiotik untuk memusnahkan kuman, yakni antibiotik dari golongan penicillin, streptomycine, chloramphenicol dan erythromycine.
Cara penanganan lain dari leptospirosis adalah dengan memberikan obat sesuai dengan gejala. Pemberian obat juga harus diberikan secepat mungkin. Jika diobati selagi masih dini, tingkat kesembuhan penderita umumnya akan lebih cepat.
Bila telah terjadi komplikasi, maka penderita perlu dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan yang lebih lengkap.
Pencegahan
Agar terhindar dari leptospirosis, bersihkanlah sekeliling rumah Anda sebelum banjir melanda. Jangan sampai ada ruang untuk tikus tinggal dan beranak pinak. Karena tikus merupakan salah satu hewan yang menjadi media penyebaran kuman selain kucing, anjing, sapi, domba, dan babi.
Sebisa mungkin jauhkan diri Anda dari air banjir ketika banjir terjadi. Apalagi jika ada bagian tubuh yang sedang terluka, kuman dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh.
Selain itu, Anda juga bisa melindungi diri dari leptospirosis dengan rajin mencuci tangan setiap setelah memegang hewan peliharaan. Hindari juga kontak langsung dengan urine hewan.
Penyebab
Leptospirosis disebabkan oleh infeksi bakteri Leptospira yang hidup di dalam ginal hewan. Orang bisa terinfeksi bakteri tersebut jika:
- Minum air yang terkontaminasi bakteri Leptospira.
- Masuk ke dalam air atau kontak langsung dengan tanah yang terkontaminasi bakteri Leptospira saat terdapat luka di kulit.
- Mata, hidung, dan mulut terkontaminasi dengan air atau tanah yang mengandung bakteri Leptospira.
- Berkunjung ke daerah yang sedang menghadapi epidemi leptospirosis.