:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5143162/original/038134700_1740490289-thohir-1_47101ea.jpg)
Idul Fitri 2025
Berita Terkini
Lihat SemuaDoa Saat Memiliki Barang Baru, Amalkan agar Diberkahi
Telah dibaca 0 kaliGorengan Sering Jadi Hidangan Nikmat saat Lebaran, Bisa Tingkatkan Kolesterol?
Telah dibaca 14 kaliKronologi 2 Jemaah Shalat Id Meninggal Usai Tertimpa Pohon Tumbang di Pemalang
Telah dibaca 14 kaliSuasana Lebaran di Belanda, Kudapan hingga Silaturahmi Mirip dengan Indonesia
Telah dibaca 28 kaliJepang Berencana Beri Status Legal untuk Kripto Sebagai Produk Keuangan
Telah dibaca 21 kaliPesan Menyentuh Sri Mulyani di Hari Lebaran Idul Fitri 1446 H
Telah dibaca 28 kaliAC Milan Bermasalah dengan Penalti di Musim 2024/2025
Telah dibaca 28 kaliWedang Angsle, Minuman Tradisional Malang yang Kaya Rasa dan Tradisi
Telah dibaca 14 kali5 Artis Wanita yang Rintis Usaha Busana Muslim, Bisa Jadi Koleksi saat Lebaran
Telah dibaca 14 kaliPuasa Syawal Apakah Harus 6 Hari Berturut-Turut? Ini Penjelasan Lengkapnya
Telah dibaca 56 kali
Madura United
10 Januari 2016 menjadi hari bersejarah buat Madura United. Pada bulan itu PT Pola Bola Madura Bersatu mengakuisisi kepemilikan sekaligus lisensi klub ISL, Pelita Bandung Raya (PBR) yang sebelumnya sempat berubah menjadi Persipasi Bandung Raya (PR), tetapi belum didaftarkan ke PSSI.
Tokoh sepak bola asal Madura, Achsanul Qosasi, yang merupakan mantan pengurus PSSI era Nurdin Halid, ada di balik akuisisi tersebut. Achsanul, yang sekarang menjabat sebagai Anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI, menjadi CEO PT Polana Bola Madura Bersatu. Bahkan Achsanul berstatus sebagai pemilik Madura United.
Sejak pertama kali mengambil alih PBR, PT Polana Bola Madura Bersatu sepertinya sudah siap dengan pasukan. Hal ini ditandai dengan langsung diumumkannya pelatih kepala yang menangani tim bermarkas di Stadion Gelora Bangkalan ini.
Adalah Gomes de Oliveira, pelatih asal Brasil yang ditunjuk untuk menangani tim baru rasa lama ini. Posisi manajer tim juga sudah diduduki HarunaSoemitro, mantan pengurus PSSI, masih di era NurdinHalid seperti halnya AchsanulQosasi. Julukan tim telah disiapkan, yaitu SapeKerrab.
Setelah itu seleksi pemain digelar secara maraton mengingat Madura United akan menjadi tim peserta Indonesia Soccer Championship (ISC).
Dengan bekal mayoritas pemain eks Persepam Madura United, ditambah beberapa pemain seleksi, Madura United mengikuti turnamen sebagai ajang pembentukan tim.
Gerak cepat yang dilakukukan manajemen dan tim pelatih, skuat Madura United sudah terbentuk. Pemain asing juga didatangkan, dengan dua di antaranya adalah Toni Mossi, eks Arema Cronus, dan Fabiano Beltrame, bek tengah asal Brasil yang sudah lama berkiprah di kompetisi nasional.
Perekrutan pemain bintang kelas nasional juga dilakukan, seperti keberhasilan Madura United merekrut penyerang sayap lincah yang terakhir kali memperkuat Sriwijaya FC (SFC), Bayu Gatra, serta Gerald Pangkali.
Dari segi dukungan masyarakat Madura, keberadaan Madura United disambut positif. Setelah Persepam Madura United terdegradasi ke Divisi Utama pada 2014, kini publik Pulau Garam tetap punya tim yang berkiprah di level elite. Buktinya, pertandingan uji coba yang digelar di Bangkalan atau Pamekasan selalu dipadati penonton.
Hal itu membuat manajemen dan tim pelatih optimistis Madura United bisa berbicara banyak di ISC 2016. Meski tidak secara spesifik menyebut juara menjadi target, Madura United tetap ingin memetik hasil maksimal di ISC 2016.
Bintang
BINTANG: FABIANO BELTRAME
Tahun 2016 ini genap 11 tahun Fabiano Beltrame berkiprah di kompetisi sepak bola Indonesia. Klub pertama yang diperkuat bek asal Brasil itu adalah Persela Lamongan pada musim 2005. Artinya Fabiano pertama kali datang bermain di Indonesia saat berusia 23 tahun.
Sejak itu hingga sekarang, Fabiano sudah memperkuat enam klub Indonesia. Pada 2005-2006 membela Persela, setelah itu pindah ke Persmin Minahasa pada 2007-2008, dan kembali lagi ke Persela pada 2008-2011.
Bertahun-tahun bermain di Lamongan, Fabiano memutuskan hijrah ke ibu kota dengan membela Persija Jakarta. Di Macan Kemayoran, Fabiano bermain selama 2011-2014. Seringnya mengalami keterlambatan gaji membuatnya hengkang ke Arema Cronus. Tetapi, hanya bertahan dua tahun, 2014-2015, Fabiano pulang ke Brasil, hingga mendapat panggilan dari Madura United mulai 2016 ini.
Gaya bermain yang lugas tetapi kalem, membuat Fabiano menjadi salah satu bek asing yang disegani di Indonesia. Tingkat emosinya juga cukup stabil karena jarang meledak-ledak saat menerima keputusan wasit. Contohnya, sejak 2009 ia baru mendapatkan dua kartu merah, itupun salah satunya karena kartu kuning kedua.
Tingkat kedewasaan itulah yang membuat banyak pelatih klub ingin memakai tenaganya untuk menjadi sentral barisan pertahanan. Namun, untuk musim 2016 ini, terutama di ISC, Madura United lebih beruntung bisa mendapatkannya. Pelatih Madura United, Gomes De Olivera, langsung mempercayakan ban kapten kepada pemain yang sekarang berusia 33 tahun itu