Informasi Pribadi
- ProfesiAtlet Sepak Bola
- Nama LengkapMarco Asensio Wilemsen
- Tempat LahirPalma, Spanyol
- Tanggal Lahir21 Januari 1996
- KebangsaanSpanyol
- KlubReal Madrid
- PosisiGelandang serang / pemain sayap
- Nomor Punggung11
- Tinggi/ Berat Badan184/76
- PasanganSandra Garal
Karier Junior
- Playas de Calvia(2003-2006)
- Akademi Mallorca(2006-2012)
- Mallorca U-19(2012-2013)
- Mallorca B(2013-2014)
Karier senior
- Mallorca56 main, 7 gol (2014-2015)
- Espanyol - pinjaman37 main, 4 gol (2015-2016)
- Real Madrid218 main, 45 gol (2016-Sekarang)
Karier Tim Nasional
- Spanyol U-162 main, o gol (2012)
- Spanyol U-1912 main, 8 gol (2014-2015)
- Spanyol U-2118 main, 7 gol (2015-2017)
- Spanyol25 main, 1 gol (2016-Sekarang)
Profil Marco Asensio
Marco Asensio Wilemsen merupakan pesepakbola andal asal Spanyol yang kini merumput bersama raksasa Real Madrid. Asensio lahir dari seorang Ayah berkebangsaan Spanyol bernama Gilberto Asensio dan Ibu berkebangsaan Belanda bernama Maria Getruida Margaretha Wilemsen.
Kecintaan Asensio terhadap sepak bola tidak terlepas dari peran kedua orang tuanya. Diketahui baik Gilberto maupun Maria sama-sama memiliki hobi untuk menonton sepak bola. Oleh karena itu, nama ‘Marco’ sejatinya diambil dari pesepakbola asal Belanda, Marco van Basten.
Maklum, Sang Ibunda yang besar di Belanda sangat menyukai permainan Marco van Basten. Alhasil, nama yang dimiliki Asensio merupakan gabungan antara nama Sang Ayah, nama Sang Ibunda, dan nama pesepakbola yang disukai Sang Ibunda.
Maria sendiri menyematkan nama ‘Marco’ sebagai doa kepada puteranya. Maria berharap agar Asensio dapat tumbuh menjadi orang hebat atau setidaknya bisa menjadi pemain sepak bola andal layaknya Marco van Basten.
Awal Karier
Harapan besar yang diberikan orang tua Asensio tampaknya sudah tertanam di dalam dirinya sejak kecil. Asensio tumbuh sebagai anak muda yang menyukai sepak bola. Ia juga kerap bermain dengan teman sebayanya untuk menghabiskan waktu bersama.
Walau kedua orang tuanya berharap suatu saat nanti Asensio dapat menjadi pemain sepak bola, tetapi baik Gilberto maupun Maria tetap mengutamakan akademik dibanding sepak bola. Hal ini terlihat dari banyaknya porsi yang membahas akademik dibanding si kulit bundar saat Asensio bertumbuh.
Meski begitu, Asensio tetap diberi dukungan untuk memperdalam ilmu sepak bolanya. Pada usia 7 tahun, Asensio mulai mempelajari berbagai teknik sepak bola di Akademi Playas de Calvia. Asensio yang ternyata memiliki bakat dalam mengolah si kulit bundar ini tak terlalu kesulitan untuk beradaptasi dengan rekan satu akademinya.
Pasca tiga tahun menimba ilmu di Akademi Playas de Calvia, Asensio berkesempatan untuk menimba ilmu di klub terbaik yang ada di Palma. Asensio tercatat mulai bergabung bersama RCD Mallorca pada 2006.
Mallorca menjadi akademi terbaik yang bisa didapatkan Asensio karena ia tumbuh di sebuah pulau bernama Kepulauan Balearic. Pulau ini terletak di sebelah timur Spanyol dan dikelilingi oleh lautan biru yang memanjakan mata.
Sehingga, bagi masyarakat yang lahir di Kepulauan Balearic, bergabung dengan RCD Mallorca merupakan impian terindah yang bisa didapatkan. Meski, untuk bisa menembus klub raksasa Barcelona atau Real Madrid bukan hal yang tidak mungkin, tetapi setidaknya RCD Mallorca dapat membuka peluang ke arah sana.
Oleh karena itu, Asensio menghabiskan setiap waktunya dengan baik bersama RCD Mallorca. Selama 7 tahun, ia berusaha meningkatkan kemampuan bermainnya dengan harapan bisa bermain di salah satu klub besar di Spanyol.
Apalagi, Asensio ternyata mengidolakan sosok Zinedine Zidane sejak pemain Prancis tersebut membela Real Madrid. Asensio sangat menyukai cara Zidane bermain. Menurutnya, Zidane adalah pesepakbola cerdas dan bisa membaca laju pertandingan dengan apik.
Pada 2013, mimpi Asensio untuk membela klub kesukaannya, Real Madrid, nampaknya sudah mulai terlihat. Hal ini dimulai dari dipromosikannya Asensio ke RCD Mallorca B. Kemudian, satu tahun berselang, ia dipromosikan kembali ke RCD Mallorca reserves.
Walau tidak dipromosikan ke klub utama RCD Mallorca, tetapi Asensio tetap menyambut kesempatan ini dengan baik. Saat itu, Asensio membela RCD Mallorca reserves di Tercera Division atau divisi keempat Liga Spanyol.
Dilirik Real Madrid dan Barcelona
Meski saat itu ia hanya menjadi pemanis di bangku cadangan, tetapi Asensio tak menyerah. Ia tetap berlatih dengan giat guna menunjukan kemampuannya kepada sang pelatih.
Alhasil, di tahun yang sama, Asensio malah dipanggil ke skuad utama RCD Mallorca. Waktu itu, RCD Mallorca bertanding di Segunda Division atau divisi dua Liga Spanyol usai terdegradasi pada musim 2012/13.
Penampilan pertama Asensio bersama RCD Mallorca terjadi pada 27 Oktober 2013. Saat itu, Asensio masuk sebagai pemain pengganti di penghujung laga kala RCD Mallorca harus takluk 1-3 dari Recreativo de Huelva.
Asensio memang selalu memulai pertandingan dari bangku cadangan ketika pertama kali dipromosikan ke tim utama. Meski begitu, penampilan Asensio setiap diberi kesempatan selalu menunjukkan performa apik.
Hal inilah yang membuat Jose Luis Oltra, manajer RCD Mallorca waktu itu, memberi Asensio banyak kesempatan bermain. Tercatat, Asensio bermain di 20 pertandingan dengan mencetak satu gol selama musim 2013/14 di Segunda Division.
Dengan kontribusi nyata yang selalu diberikan Asensio, pada musim berikutnya, pemain yang baru menginjak usia 18 tahun itu mulai diberikan menit bermain reguler. Ia bahkan tampil di seluruh pertandingan yang dimainkan RCD Mallorca dengan mencatatkan 36 penampilan, 6 gol, dan 8 assist.
Peningkatan pesatnya dalam bermain bersama RCD Mallorca di musim 2014/15 membuat namanya dilirik klub besar. Bahkan, tak jarang, pemandu bakat klub turut hadir di stadion kala Asensio bermain. Terlihat pemandu bakat yang berasal dari Barcelona dan Real Madrid tengah memantau permainan Asensio pada musim tersebut.
Sehingga, mulai dari pertengahan musim, kedua klub raksasa ini mencoba melobi RCD Mallorca untuk melepasnya. Barcelona yang mengajukan penawaran lebih awal bersedia membayar Asensio dengan biaya 1,5 juta euro.
Kubu RCD Mallorca sendiri sejatinya tidak keberatan dengan harga yang ditawarkan, tetapi mekanisme pembayaran yang ditawarkan Barcelona membuat manajemen berpikir dua kali. Blaugrana mengajukan dua kali angsuran untuk menebus Asensio kala itu.
Akhirnya, Real Madrid yang datang dari belakang mencoba membujuk RCD Mallorca agar Asensio dilepas ke Santiago Bernabeu. Kubu Los Blancos memanfaatkan kesalahan Barcelona dengan menawarkan pembayaran di muka secara tunai, alias tanpa angsuran.
Mewujudkan Mimpi Sang Ibunda
Langkah Real Madrid dalam membajak Asensio pun terwujudkan. Asensio yang memang gemar dengan Real Madrid tak pikir panjang untuk menerima pinangan Los Blancos.
Kepindahannya ke Real Madrid juga menjadi salah satu mimpi yang ia wujudkan demi Sang Ibunda. Waktu kecil, Sang Ibunda percaya bahwa Asensio suatu hari nanti dapat bermain di Real Madrid dan benar saja ketika usianya menginjak 19 tahum Asensio mendapat tawaran bermain di Santiago Bernabeu.
Namun, sayang, Sang Ibunda tidak bisa melihat kebahagiaan Asensio. Sebab, Sang Ibunda telah berpulang ketika Asensio berumur 15 tahun. Berpulangnya Sang Ibunda juga membuat permainan Asensio lebih meningkat karena dirinya ingin membahagiakan Sang Ibunda walau saat itu sudah tak berada di sampingnya.
Kepindahan Asensio ke Kota Madrid pun disambut hangan Presiden Real Madrid, Florentino Perez. Perez sangat senang karena Asensio memilih gabung ke Real Madrid dan percaya di masa depan bisa mendatangkan banyak trofi bagi Los Blancos.
Berseragam Real Madrid
Usai resmi menandatangani kontrak, Asensio menghabiskan waktunya sampai akhir musim 2014/15 di RCD Mallorca. Setelah itu, Asensio langsung dipinjamkan ke Espanyol guna beradaptasi dengan permainan La Liga.
Ia pun memulai debutnya di La Liga bersama Espanyol pada 19 September 2015. Ia masuk sebagai pemain utama sejak menit awal dan membantu Espanyol menggasak 3-2 Real Sociedad.
Walau torehannya tidak sebagus musim sebelumnya bersama RCD Mallorca, tetapi Asensio dapat beradaptasi dengan baik dengan iklim La Liga. Ia bahkan tampil di 34 pertandingan dengan mengoleksi 4 gol dan 14 assist di La Liga musim 2015/16.
Dengan mulusnya penampilan Asensio bersama Espanyol, pada La Liga musim 2016/17 dirinya mulai berseragam Real Madrid. Debutnya bersama Los Blancos terjadi pada 9 Agustus 2016. Ia bermain selama 120 menit ketika Real Madrid menekuk Sevilla 3-2 di ajang UEFA Super Cup.
Sejak saat itu, permainan Asensio terus berkembang seiring berjalannya waktu. Ia juga mulai bisa beradaptasi dengan para pemain bintang layaknya Cristiano Ronaldo, Karim Benzema, hingga Sergio Ramos.
Walau kerap menunggu di bangku cadangan, tetapi setidaknya Asensio dapat melihat bagaimana sebuah klub besar bermain secara kompetitif di berbagai ajang kompetisi. Ia juga tercatat menorehkan 23 penampilan dengan 3 gol dan 2 assist di musim perdananya bersama Real Madrid.
Terkena Cedera Parah
Usai menjalani dua musim yang indah bersama Real Madrid, pada musim 2019/20 Asensio harus mengalami kejadian yang tak pernah ia harapkna sebelumnya. Ia mengalami cedera serius kala Los Blancos menjamu Arsenal di ajang International Champions Cup (ICC) 2019.
Asensio mengalami cedera pada menit ke-64 pasca mencetak gol beberapa menit sebelumnya. Asensio sendiri tak tahu cedera apa yang menimpa dirinya, ia hanya mengalami kesakitan di bagian lutut dan harus ditandu keluar lapangan.
Ia pun langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan pertama. Zinedine Zidane, manajer Real Madrid saat itu mengaku khawatir akan cedera yang diterima Asensio. Zidane berasumsi Asensio bakal absen panjang usai melihat kondisi yang begitu parah di lapangan.
Benar saja, usai di bawa ke rumah sakit, Asensio dinyatakan cedera pada anterior cruciate ligament (ACL) dan meniskus pada lutut kirinya. ACL sendiri menjadi momok menakutkan bagi pemain sepak bola, sebab penyembuhannya begitu lama dan sulit kembali ke performa awal sebelum cedera. Alhasil, Asensio harus absen hingga satu musim lamanya dan melewatkan banyak pertandingan bersama Real Madrid pada musim 2019/20.
Bangkit Kembali
Pasca melewati cedera parah, Asensio membutuhkan banyak waktu untuk mengembalikan performanya. Sejak membela Real Madrid kembali di musim 2020/21, performanya cenderung tidak stabil dan sedikit ragu kala bermain.
Maklum, cedera ACL bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilupakan. Asensio pasti berjaga-jaga ketika bermain dan tidak ingin mengambil resiko. Mengingat, terlalu besar pengorbanan jika Asensio harus bermain sekuat tenaga dan kembali mengalami cedera serupa.
"Anda melihatnya sekarang. Orang-orang tidak tahu bahwa ini adalah proses yang panjang untuk mengumpulkan pertandingan dan menit," kata Asensio setelah kembali merumput.
"Saya sedang berada di jalur dan berusaha keras untuk memberikan yang terbaik."
Kini, pasca dua tahun mencoba bangkit dari keterpurukan, perlahan namun pasti Asensio mulai menemukan sentuhannya kembali. Di bawah asuhan pelatih Real Madrid saat ini, Carlo Ancelotti, Asensio mulai diberikan kepercayaan uuntuk menjadi starter di musim 2021/22.
Peningkatan permainannya bahkan membuat dilemma manajemen Real Madrid untuk memperpanjang atau melepas Asensio. Mengingat, kontraknya akan berakhir pada musim panas tahun depan.