:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4992603/original/066002800_1730863791-AP24310789261268.jpg)
Informasi Profil
- Nama LengkapNadiem Makarim
- Tanggal Lahir4 Juli 1984
- Tempat LahirSingapura
- KebangsaanIndonesia
- ProfesiPengusaha
- Riwayat PendidikanInternational Relations Brown University, Harvard Business School (Master of Business Administration)
Liverpool
Berita Terkini
Lihat SemuaPolisi Pastikan WNA Ngamuk di Kalibata City Positif Narkoba
Telah dibaca 21 kaliRDP dengan Komisi VI, DPR Nyatakan Status PSN Rempang Sudah Dicabut
Telah dibaca 0 kali7 Tips Terbaru Memilih Gamis atau Long Dress untuk Wanita Tubuh Pendek
Telah dibaca 14 kaliPetugas PPSU di Koja Jakarta Utara Tewas Usai Tabrak Tiang Listrik
Telah dibaca 21 kaliRagam Sampo Alami Nenek Moyang yang Kini Kembali Populer
Telah dibaca 28 kaliIlmuwan Temukan Kemungkinan Matahari Picu Munculnya Air di Bulan
Telah dibaca 21 kaliJakarta Pertamina Masih Optimistis ke Grand Final PLN Mobile Proliga 2025
Telah dibaca 21 kaliTeluk Thailand: Arena Baru Perebutan Pengaruh China Vs AS di Indo-Pasifik?
Telah dibaca 49 kaliPetak Umpet, Permainan yang Menyebar dari Yunani ke Nusantara
Telah dibaca 35 kaliPiala Sudirman 2025: Indonesia vs India, Jonatan Christie Siap Tampil Maksimal
Telah dibaca 28 kali
Nadiem Makarim adalah seorang pengusaha asal Indonesia. Pria yang lahir pada tanggal 4 Juli 1984 di Singapura ini dikenal sebagai pendiri PT Gojek Indonesia.
Nama Nadiem sendiri pada awalnya tidak dikenal oleh masyarakat Indonesia, namun seiring semakin dikenalnya Gojek, nama Nadiem mulai muncul ke permukaan.
Kariernya sendiri diawali ketika ia bekerja di sebuah perusahaan konsultan terkenal di Jakarta, Mchkinsey & Company selama tiga tahun. Setelah itu ia perlahan mulai melakukan berbagai inovasi, salah satunya adalah menjadi Co-founder dari Zalora Indonesia. Tak hanya berhenti sampai di situ, ia juga menjadi Chief Innovation Officer Kartuku.
Segudang pengalaman di berbagai perusaahaan itulah yang menjadi pemicu utama ia mulai melakukan inovasi, yang akhirnya melahirkan perusahaan GO-JEK di tahun 2011 lalu.
Bantah Rumor Kehabisan Dana
CEO Go-Jek Nadiem Makarim membantah bahwa perusahaan yang dirintisnya kehabisan dana.
Melalui keterangan tertulis yang diterima Tekno Liputan6.com, Selasa (3/5/2016), pria lulusan Hardvard University itu mengklaim, Go-Jek adalah salah satu startup dengan pendanaan terkuat di Indonesia.
Lebih lanjut, Nadiem juga bertutur bahwa Go-Jek tidak sedang mencari investor. Meski begitu, penyedia aplikasi pemesanan ojek itu mengaku terbuka dengan segala peluang untuk memperbesar bisnisnya.
Terkait wawancaranya dengan Reuters, pihak Go-Jek mengklarifikasi bahwa semua startup di seluruh dunia termasuk Go-Jek memang perlu secara kontinu mencari pendanaan dengan tujuan bisnisnya bisa terus tumbuh. Disebut pula bahwa pernyataan itu tidak berhubungan dengan subsidi atau situasi keuangan Go-Jek.
Diberitakan sebelumnya, tindakan yang dilakukan Go-Jek dalam mengorbankan subsidi demi tarif murah memberikan dampak besar yang dapat menguras pundi-pundi Go-Jek. Seperti diketahui, perusahaan kini memiliki 200.000 pengemudi yang harus disubsidi.
Terima kasih untuk Jokowi
Dalam pernyataannya di akun resmi Go-Jek, CEO Go-Jek Nadiem Makarim mengatakan Jokowi telah menyelamatkan lebih dari 200 ribu pengemudi Go-Jek.
Menurut Nadiem, dengan memanggil Menteri Perhubungan Ignasius Jonan untuk meminta penjelasan soal dilarangnya transportasi umum berbasis daring ini, Jokowi telah melindungi ekonomi kerakyatan.
Setelah mendapat reaksi keras dari masyarakat dan Jokowi, Jonan langsung mencabut surat larangan transportasi online itu.
Jonan menerangkan sesuai Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009, kendaraan roda dua sebenarnya tidak dimaksudkan untuk sebagai angkutan publik. Namun realitas di masyarakat menunjukkan adanya kesenjangan yang lebar antara kebutuhan transportasi publik dan kemampuan menyediakan angkutan publik yang layak dan memadai.
Kesenjangan antara kebutuhan transportasi dengan kemampuan menyediakan angkutan publik tersebut kemudian diisi oleh ojek dan beberapa waktu terakhir juga dilayani oleh transportasi berbasis aplikasi, seperti Go-Jek dan lainnya