Berita Nepal Pasca Gempa Hari Ini - Kabar Terbaru Terkini | Liputan6.com

Gempa berkekuatan magnitudo 5,6 menghantam pada 3 November lalu. Sedikitnya 157 orang tewas di distrik-distrik terpencil di bagian barat neg...

Singapura Ajukan Diri Jadi Tuan Rumah KTT APEC 2030
Pendapatan Cisco Anjlok, Segini Capaian di Kuartal III 2024
Telah dibaca 0 kali
Sambut Dharma-Kun, Pendukung Yakin Menang Debat Pamungkas Pilkada Jakarta
Telah dibaca 0 kali
Logika Sederhana tentang Ketuhanan ala Gus Baha melalui Logika Petani Lugu
Telah dibaca 0 kali
Mengenal Pearl: Apa Itu Pearl dan Mengapa Begitu Istimewa
Telah dibaca 0 kali
Siap Debat Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil Latihan di Kamar Mandi
Telah dibaca 0 kali
Ridwan Kamil-Suswono Hadir, Atribut Partai Pendukung Warnai Lokasi Debat Pilkada Jakarta 2024
Telah dibaca 7 kali
Tribute to Chrisye, Perayaan Tahun Baru Penuh Nostalgia di The Westin Surabaya
Telah dibaca 14 kali
Debat Terakhir Pilkada Jakarta, Kepolisian Batasi 100 Pendukung Sambut Kedatangan Paslon
Telah dibaca 21 kali
Memahami Pensiun dan Panduan Lengkap Persiapan Masa Depan
Telah dibaca 14 kali
Strategi Neta untuk Terus Edukasi Konsumen soal Fitur ADAS
Telah dibaca 21 kali
Bedol Desa, Ruben Amorim Ajak 5 Staf ke Manchester United
Telah dibaca 21 kali
KPU Sosialisasikan Teknis Pemungutan dan Penghitungan ke Warga Binaan di Lapas Kelas IIA Banyuwangi
Telah dibaca 14 kali
Pahami Kode Ini Sebelum Cek Pengumuman SKD CPNS 2024
Telah dibaca 35 kali
VIDEO: Menelusuri Sejarah di Sangiran Lewat Festival Jerami Purba
Telah dibaca 0 kali

Advertisement

Advertisement

Foto udara menunjukkan rumah-rumah yang runtuh setelah gempa bumi di desa Chiuri di distrik Jajarkot pada tanggal 5 November 2023. (Prabin RANABHAT/AFP)

Seorang korban selamat mencari barang-barang di antara reruntuhan rumahnya yang rusak di Khalanga, distrik Jajarkot, pada tanggal 6 November 2023. (PRAKASH MATHEMA/AFP)

Sedikitnya 157 orang tewas di distrik-distrik terpencil di bagian barat Himalaya. (PRAKASH MATHEMA/AFP)

Warga mencari barang yang masih bisa terpakai di tempat pengungsian korban gempa bumi di Chuchepati, Kathmandu, Nepal, Selasa (14/3). Pemerintah Nepal terpaksa menggusur kamp ini karena dianggap sudah terlalu lama. (AP Photo)

Pemandangan dari ketinggian tempat pengungsian korban gempa bumi di Chuchepati, Kathmandu, Nepal, Selasa (14/3). Diperkirakan kamp terbesar ini menampung sekitar 2.000 orang. (AP Photo)

Warga membawa barang yang masih bisa terpakai di tempat pengungsian korban gempa bumi di Chuchepati, Kathmandu, Nepal, Selasa (14/3). Pemerintah Nepal terpaksa menggusur kamp ini karena sudah berdiri selama dua tahun. (AP Photo)

Foto yang diambil pada 1 Mei 2015 menunjukkan warga berjalan di dekat rumah yang runtuh setelah gempa 7,8 SR di Kathmandu. Setahun yang lalu, Nepal mengalami gempa terburuk dalam sejarah selama 80 tahun bencana di kawasan itu. (REUTERS/Navesh Chitrakar)

Gambar kombinasi menunjukkan orang membawa korban gempa pada 25 April 2015 (atas) dan pedagang menjual bunga di tempat yang sama pasca gempa dahsyat yang menewaskan lebih dari 8.000 orang di Kathmandu, Nepal, 16 Februari 2016. (REUTERS/Navesh Chitrakar)

Gambar kombinasi menunjukkan tempat penampungan sementara setelah gempa bumi, 28 April 2015 (atas) dan lokasi yang sama di Kathmandu pada 17 Februari 2016. Gempa pada April dan Mei 2015 menewaskan lebih dari 8.000 orang di Nepal (REUTERS/Navesh Chitrakar)

Panchakanya atau lima perawan khas budaya tradisional Nepal menyambut kedatangan Putra Mahkota Kerajaan Inggris, Pangeran Harry, saat mengunjungi salah satu situs warisan Patan Durbar Square di Kathmandu, Minggu (20/3). (REUTERS/Prakash Mathema/Pool)

Pangeran Harry menerima buket bunga dari Panchakanya atau lima perawan khas budaya tradisional Nepal saat mengunjungi salah satu situs warisan dunia, Patan Durbar Square di Kathmandu, Minggu (20/3). (REUTERS/Prakash Mathema/Pool)

Putra Mahkota Kerajaan Inggris, Pangeran Harry, ketika mengunjungi salah satu situs warisan dunia, Patan Durbar Square di Kathmandu, Nepal, Minggu (20/3). (REUTERS/Prakash Mathema/Pool)

Seorang pria berdiri di luar rumahnya yang rusak akibat gempa tahun lalu di Nepal, Jum'at (29/1/2016). Gempa bumi pada bulan April dan Mei 2015 silam menewaskan hampir 9.000 orang dalam bencana alam terburuk Nepal. (Reuters/Navesh Chitrakar)

Seorang pria duduk di atas puing-puing rumah yang rusak akibat gempa tahun lalu di Nepal, Jum'at (29/1/2016). Gempa bumi pada bulan April dan Mei 2015 silam menewaskan hampir 9.000 orang dalam bencana alam terburuk Nepal. (Reuters/Navesh Chitrakar)

Anak-anak bermain di dekat bangunan yang rusak akibat gempa tahun lalu di Nepal, Jum'at (29/1/2016). Gempa bumi pada bulan April dan Mei 2015 silam menewaskan hampir 9.000 orang dalam bencana alam terburuk Nepal. (Reuters/Navesh Chitrakar)

Burung merpati berterbangan di dekat bangunan yang rusak akibat gempa di Bhaktapur, Nepal (14/7/2015). PBB melaporkan dua bulan setelah gempa di Nepal, warga masih sulit mendapatkan makanan dan perawatan kesehatan. (REUTERS/Navesh Chitrakar)

Sejumlah Warga mengumpulkan puing-puing bangunan yang rusak akibat gempa di Bhaktapur, Nepal (14/7/2015). PBB melaporkan dua bulan setelah gempa di Nepal, warga masih sulit mendapatkan makanan dan perawatan kesehatan. (REUTERS/Navesh Chitrakar)

Seorang warga berjalan melewati runtuhan banguan yang rusak akibat gempa di Bhaktapur, Nepal (14/7/2015). PBB melaporkan dua bulan setelah gempa di Nepal, warga masih sulit mendapatkan makanan dan perawatan kesehatan. (REUTERS/Navesh Chitrakar)

Seorang anak mengantre di antara barisan korban gempa lainnya untuk mendapatkan makanan di lokasi pengungsian, di Kathmandu, Nepal, Senin (4/5/2015).Gempa berkekuatan 7,8 yang meluluhlantakkan Nepal pada 25 April 2015 lalu. (REUTERS/Adnan Abidi)