![Jude tampak berbicara kepada wasit untuk waktu yang lama sebelum Jose Munuera mengeluarkan kartu merah langsung pada menit ke-39. (AP Photo/Miguel Oses)](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/OloW5k4h7aMMDBZeyb6wOgLtQE0=/60x60/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5134799/original/088498100_1739680135-Osasuna_vs_Real_Madrid-3.jpg)
Informasi Umum
- PengertianSubvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5 telah terdeteksi di Indonesia. Subvarian tersebut diketahui memiliki tingkat kesakitan rendah pada pasien yang terkonfirmasi positif.
Cristiano Ronaldo
Berita Terkini
Lihat SemuaArti Kompatibel di HP: Panduan Lengkap Memahami Kompatibilitas Perangkat
Telah dibaca 0 kaliCiri Cacar Monyet: Gejala, Penularan, dan Pencegahan yang Perlu Diketahui
Telah dibaca 0 kaliJadwal Pencairan KIP Kuliah 2025: Jangan Lewatkan Kesempatan Ini!
Telah dibaca 0 kaliMenakar Dampak Kebijakan Tarif AS pada Suku Bunga, Sektor Ini Diramal Cerah
Telah dibaca 0 kaliPSIM Yogyakarta Naik ke Liga 1, Suporter Merayakannya di Tugu Jogja
Telah dibaca 0 kaliKorban PHK Bisa Dapat 60 Persen Gaji Selama 6 Bulan, Buruh Semringah
Telah dibaca 0 kaliTrik Hangatkan Rendang Tanpa Microwave atau Kompor, Bisa Bertahan Berhari-hari
Telah dibaca 490 kaliArti Merry Christmas: Makna dan Tradisi di Balik Ucapan Selamat Natal
Telah dibaca 0 kali
Subvarian Baru Omicron BA.4 dan BA.5 Terdeteksi di Indonesia
Subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5 telah terdeteksi di Indonesia. Subvarian tersebut diketahui memiliki tingkat kesakitan rendah pada pasien yang terkonfirmasi positif.
Ada 4 kasus subvarian baru BA.4 dan BA.5 pertama yang dilaporkan di Indonesia pada 6 Juni 2022. 4 kasus itu terdiri dari 1 orang positif BA.4 seorang WNI dengan kondisi klinis tidak bergejala serta vaksinasi sudah dua kali.
Sisanya 3 orang kasus positif BA.5. Mereka merupakan pelaku perjalanan luar negeri delegasi pertemuan the Global Platform for Disaster Risk Reduction di Bali pada 23 sampai 28 Mei.
Kondisi klinis tiga orang itu antara lain dua orang tidak bergejala dan satu orang gejala ringan dengan sakit tenggorokan dan badan pegal. Mereka rata-rata sudah vaksin Booster bahkan sampai ada yang 4 kali divaksin COVID-19.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH mengatakan di tingkat global secara epidemiologi subvarian BA.4 sudah dilaporkan sebanyak 6.903 sekuens melalui GISAID. Laporan tersebut berasal dari 58 negara dan ada 5 negara dengan laporan BA.4 terbanyak, antara lain Afrika Selatan, Amerika Serikat, Britania Raya, Denmark, dan Israel.
Sedangkan BA.5 sudah dilaporkan sebanyak 8.687 sekuens dari 63 negara. Ada 5 negara dengan laporan sekuens terbanyak yaitu Amerika, Portugal, Jerman, Inggris, dan Afrika Selatan.
“Dari laporan itu disampaikan bahwa transmisi BA.4 maupun BA.5 memiliki kemungkinan menyebar lebih cepat dibandingkan subvarian omicron BA.1 dan BA.2. Kemudian tingkat keparahan dari BA.4 dan BA.5 disampaikan tidak ada indikasi menyebabkan kesakitan lebih parah dibandingkan varian omicron lainnya,” kata dr. Syahril pada konferensi pers secara virtual di gedung Kemenkes, Jakarta, Jumat (10/6).
Ada 3 negara yakni Afrika Selatan, Portugal, dan Chili, yang kenaikan kasus COVID-19 dikaitkan dengan meningkatnya kasus BA.4 dan BA.5. Sementara di Indonesia kasus adanya BA.4 dan BA.5 dimulai di awal Juni 2022.
Dikatakan dr. Syahril, yang perlu diwaspadai yaitu immune escape, artinya imunitas seseorang memiliki kemungkinan lolos dari perlindungan kekebalan yang disebabkan oleh infeksi varian omicron.
(Sumber: sehatnegeriku.kemkes.go.id)
Kenaikan Kasus COVID-19 Imbas Subvarian BA.4 dan BA.5
Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 sudah masuk RI. Temuan subvarian tersebut berimbas pada kenaikan kasus harian COVID-19 di Tanah Air. Bila di akhir Mei kasus COVID-19 sempat di angka 200-an, menilik beberapa hari belakangan, kasus positif sempat berada di angka 500 bahkan 600 dalam sehari.
Banyak yang menduga kenaikan kasus akibat libur Lebaran 40 hari yang lalu. Namun, Menteri Kesehatan RI mengatakan bahwa kenaikan kasus akhir-akhir ini terjadi karena adanya varian baru yakni BA.4 dan BA.5.
"Confirm, dipicu oleh varian baru. Ini juga terjadi di negara lain," kata Budi usai Rapat Terbatas pada Senin, 13 Juni 2022.
Memang pada libur Lebaran tahun lalu dan Natal dan Tahun Baru kemarin ada kenaikan kasus. Namun, kenaikan kasus terjadi pada hari 24-37.
Lalu, Budi juga mengatakan setiap ada lonjakan besar di suatu negara itu bukan karena hari raya tapi karena ada varian baru.
Beberapa negara yang sudah kemasukan BA.4 dan BA.5 juga melaporkan kenaikan kasus seperti disampaikan Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di kesempatan yang sama.
Airlangga menyebut Australia dalam sehari bisa mencapai 16 ribuan, India 8.500, Singapura 3.100, Thailand 2.400 dan Malaysia 1.700.