Pengertian
Parotitis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu kondisi di mana terjadi inflamasi atau peradangan pada kelenjar parotid.
Kelenjar parotid itu sendiri merupakan kelenjar eksokrin berukuran kecil yang berfungsi memproduksi air liur. Air liur membantu membasahi makanan yang dikunyah serta membantu proses pencernaan makanan.
Penyebab
Ada berbagai penyebab terjadinya parotitis. Beberapa hal yang dapat menyebabkan peradangan pada kelenjar parotis misalnya infeksi, penyakit sistemik, tumor, dan sebagainya.
Berikut ini kemungkinan penyebab yang dapat memicu terjadinya parotitis antara lain:
- Infeksi bakteri. Paling sering disebabkan bakteri Staphylococcus aureus, Alpha-hemolytic streptococcus, dan Streptococcus pyogenes. Infeksi ini sering kali menyebabkan parotitis supuratif akut.
- Infeksi virus. Penyakit yang sering kali ditemukan adalah mumps/ gondongan/ parotitis viral akut yang disebabkan paramyxovirus. Untuk mencegah gondongan dapat dilakukan vaksinasi MMR (measles, mumps, rubella) pada masa anak-anak.
- Beberapa jenis virus lainnya yang dapat menyebabkan parotitis adalah HIV (Human Immunodeficiency Virus), enterovirus, EBV (Epstein - Barr Virus), Influenza, CMV (cytomegalovirus), dan sebagainya.
- Infeksi jamur. Infeksi jamur Candida albicans dapat menyebabkan parotitis, terutama pada manusia dengan penyakit kronis.
- Tumor. Berbagai tumor jinak, mucoepidermoid carcinoma, adenoid cystic carcinoma, dan berbagai tumor ganas lainnya.
- Sialolithiasis. Adanya batu pada saluran air liur. Keadaan ini dapat menyebabkan sumbatan yang berkembang menjadi parotitis.
- Penyakit autoimun. Misalnya Mikulicz disease, Sjogren syndrome, dan sebagainya.
Diagnosis
Umumnya diagnosis parotitis
didapatkan dengan melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Beberapa pemeriksaan penunjang dapat dipertimbangkan untuk membantu menentukan diagnosis, antara lain:
- Aspirasi pus, terutama dalam kasus parotitis supuratif akut. Sampel tersebut kemudian dapat dilakukan pemeriksaan kultur atau pewarnaan Gram.
- Pencitraan –seperti pemeriksaan CT-scan atau MRI, sialography, ultrasonografi (USG).
- Biopsi dan pemeriksaan jaringan di bawah mikroskop.
Gejala
Berbagai penyebab parotitis dapat menimbulkan gejala khas, misalnya:
- Pada infeksi bakteri, sering kali penderita mengeluhkan pembengkakan kelenjar yang nyeri dan progresif. Bahkan proses mengunyah dapat memperparah keluhan nyeri. Parotitis biasanya ditemukan hanya pada satu sisi.
- Pada gondongan ditemukan nyeri dan pembengkakan kelenjar selama 5–9 hari. Keluhan ini disertai demam, anoreksia, dan kelelahan. Sering kali, pembengkakan kelenjar ditemukan pada dua sisi.
- Pada parotitis akibat HIV ditemukan pembengkakan tanpa nyeri pada kelenjar parotid. Selain itu umumnya tidak ada keluhan lainnya.
- Kulit pada area kelenjar parotid dapat tampak kemerahan dan bengkak.
- Pada keadaan akut ditemukan nyeri tekan pada area kelenjar parotid yang mengalami peradangan. Hal ini umumnya tidak terjadi pada keadaan kronis.
- Pada pemijatan kelenjar parotid dari arah posterior ke anterior akan mengeluarkan air liur. Bila disebabkan infeksi bakteri, air liur dapat tampak purulent. Jika disebabkan penyakit autoimun, air liur dapat disertai benda kecil berwarna kekuningan dengan konsistensi seperti tahu.
- Keluhan sering kali disertai demam dan menggigil.
Pengobatan
Pengobatan pada parotitis sangat tergantung dari penyebabnya. Pada kasus infeksi bakteri dapat diberikan pengobatan dengan antibiotik.
Pada kasus parotitis kronis, sering kali penanganan menyesuaikan dengan gejala yang dirasakan (penanganan simptomatik). Misalnya dengan pemijatan kelenjar parotid, kompres hangat, dan sebagainya. Penanganan yang sesuai dengan penyakit utamanya, misalnya dalam kasus autoimun atau infeksi HIV, sudah cukup untuk mengatasi gejala parotitis yang muncul.
Sementara itu pada kasus yang tidak responsif terhadap terapi simptomatik, dapat dipertimbangkan pemberian steroid untuk mengatasi peradangan. Dapat pula dipertimbangkan penanganan dengan pembedahan.