Berita Pengunjuk Rasa Hari Ini - Kabar Terbaru Terkini | Liputan6.com

Para demonstran dari kelompok buruh ikut serta dalam unjuk rasa yang digelar di luar Balai Kota, Seoul pada 12 Desember 2024. Mereka mendesa...

6
Foto
Gelombang Pengunjuk Rasa Penuhi Jalanan Desak Pemakzulan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol
6
Foto
Di Australia, Aktivis Pro-Palestina Peringati Hari Nakba

Google Pixel 9a: Usung Spesifikasi Gahar dan Fitur AI di Harga Rp 8 Jutaan
Peran Kostrad Menjaga Sejarah Internasional Berusia 37 Tahun
Telah dibaca 0 kali
Llink Live Streaming Timnas Indonesia vs Australia, Kamis 20 Mei 2025 Pukul 16.10 WIB
Telah dibaca 0 kali
Apa Itu Femme Fatale? Sejarah, Perkembangan, dan Kontroversinya
Telah dibaca 0 kali
Idul Fitri 1446 H Bakal Jatuh pada 31 Maret 2025? Simak Penjelasannya
Telah dibaca 0 kali
Ria Ricis Mengaku Alami Trauma: Kisah Pilu di Balik Senyum Selebriti
Telah dibaca 0 kali
2 Perusahaan Ini Genggam 66,7 Persen Saham SOCI
Telah dibaca 0 kali
AS Masukkan Korea Selatan ke Daftar Pantauan, Apa Sebabnya?
Telah dibaca 0 kali
Tanda-Tanda Malam Lailatul Qadar, Lengkap dengan Cara Meraihnya di Bulan Ramadan
Telah dibaca 0 kali
Memahami Arti Persepsi, Berikut Definisi, Proses, dan Pengaruhnya
Telah dibaca 0 kali
Memahami Arti Adaptif dan Penerapannya dalam Kehidupan
Telah dibaca 0 kali
Kejagung Periksa 4 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah
Telah dibaca 0 kali
Bank Sentral China Tahan Suku Bunga Ikuti The Fed
Telah dibaca 0 kali
Fraksi Gerindra Pastikan Revisi UU TNI Tetap Kedepankan Supremasi Sipil dan Semangat Reformasi
Telah dibaca 0 kali
Doa Malam Lailatul Qadar, Siap-Siap Sambut Malam Seribu Bulan
Telah dibaca 0 kali

Advertisement

Advertisement

Para demonstran dari kelompok buruh ikut serta dalam unjuk rasa yang digelar di luar Balai Kota, Seoul pada 12 Desember 2024. (ANTHONY WALLACE/AFP)

Mereka mendesak pemakzulan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol. (ANTHONY WALLACE/AFP)

Dalam aksinya, para pengunjuk rasa juga membawa poster bergambar Presiden Yoon Suk Yeol yang terborgol dan terpenjara. (ANTHONY WALLACE/AFP)

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berpidato dalam upacara peringatan serangan Hamas pada kalender Ibrani pada 7 Oktober 2023. [Gil Cohen-Magen/AFP]

Para pengunjuk rasa pro-Palestina berdiri di depan bendera dan spanduk besar dalam unjuk rasa yang diadakan untuk menandai peringatan "Nakba" atau "Malapetaka" tahun 1948, di Sydney pada tanggal 15 Mei 2024. (DAVID GRAY/AFP)

Setiap 15 Mei dinyatakan sebagai Hari Nakba. (DAVID GRAY/AFP)

Nakba mengacu pada nasib warga Palestina yang kehilangan tanah kelahirannya akibat konflik atau perang Arab-Israel yang terjadi pada tahun 1948. (DAVID GRAY/AFP)

Foto pagar yang menutup Gould Plaza di NYU. (dok. Nafasya Maura)

Ilustrasi protes di Google/copyright unsplash

Iran mencekam di demo Mahsa Amini. Foto pendemo 19 September 2022. Dok: AP Photo

Asap mengepul dari kereta api yang dibakar pengunjuk rasa di stasiun kereta api Secundrabad di Hyderabad, India, Jumat (17/6/2022). Ratusan pemuda melampiaskan kemarahan dengan membakar gerbong kereta, merusak properti kereta api dan memblokir rel dan jalan raya dengan batu-batu besar sebagai serangan balasan. (AP Photo/Mahesh Kumar A)

Para pengunjuk rasa duduk di rel kereta api di stasiun kereta api Secundrabad di Hyderabad, India, Jumat (17/6/2022). Unjuk rasa hari kedua berturut-turut pada hari Jumat menentang skema rekrutmen pemerintah jangka pendek yang baru untuk militer. (AP Photo/Mahesh Kumar A)

Kobaran Api melahap kereta api yang dibakar pengunjuk rasa di stasiun kereta api Secunderabad di Hyderabad, India, Jumat (17/6/2022). Hampir 500 pengunjuk rasa jauh melebihi jumlah polisi saat mereka mengamuk selama lebih dari satu jam di stasiun kereta api Secundrabad di India selatan. (AP Photo/Mahesh Kumar A)

Ribuan pengunjuk rasa pro-demokrasi turun ke jalan untuk mengutuk pengambilalihan oleh pejabat militer di Khartoum, Sudan, Senin 25 Oktober 2021 (AP Photo)

Relawan paramedis mengevakuasi migran yang mogok makan ke rumah sakit saat ia menduduki Gereja Saint-Jean-Baptiste-au-Beguinage di Brussel, Belgia, Rabu (2/6/2021). Para migran menyerukan lebih banyak inisiatif untuk memungkinkan mereka bekerja. (Kenzo TRIBOUILLARD/AFP)

Pengunjuk rasa memberi hormat tiga jari sambil memegang spanduk bertuliskan, "Bukit dan Wilayah Tengah bersatu" di Yangon (3/6/2021). Demonstran pro-demokrasi turun ke jalan di kota-kota di Myanmar untuk mengecam militer, menandai empat bulan sejak menggulingkan pemerintah terpilih. (AFP/STR)

Pengunjuk rasa memberi hormat tiga jari selama demonstrasi menentang kudeta militer di Yangon (3/6/2021). Penggulingan pemerintah terpilih Myanmar oleh militer membuat gelombang kemarahan nasional. (AFP/STR)

Pengunjuk rasa memberi hormat tiga jari selama demonstrasi menentang kudeta militer di Yangon (3/6/2021). Pasukan keamanan telah membunuh 840 orang sejak kudeta, menurut angka dari aktivis yang dikutip oleh PBB. Junta mengatakan sekitar 300 orang telah tewas. (AFP/STR)

Aung San Suu Kyi (AFP)

Pengunjuk rasa anti kudeta menguji senjata rakitan yang dibuat untuk berperang dengan pasukan keamanan pemerintah di Yangon, Myanmar, Rabu (17/3/2021). Demonstrasi menentang kudeta militer Myanmar terus berlangsung dan mendapat tindakan keras oleh pasukan keamanan. (AP Photo)

Pengunjuk rasa anti-kudeta menguji senjata rakitan untuk berperang dengan pasukan keamanan bersenjata Myanmar di Yangon, Myanmar, Rabu (17/3/2021). Mereka menentang pengambilalihan militer di Myanmar karena tindakan keras mematikan terhadap demonstrasi damai semakin banyak korban. (AP Photo)

Seorang pengunjuk rasa anti-kudeta menggunakan alat pemadam api untuk memberikan perlindungan bagi orang lain saat pasukan keamanan mendekati perkemahan mereka di Yangon, Myanmar, Rabu (17/3/2021). (AP Photo)

Petugas polisi anti huru hara menahan seorang pengunjuk rasa ketika mereka membubarkan demonstrasi di Kotapraja Tharkata di pinggiran Yangon, Myanmar, Sabtu (6/3/2021). PBB Myanmar mengecam tindakan kekerasan aparat terhadap pendemo dalam aksi damai menolak kudeta militer. (AP Photo)

Polisi memukuli seorang pengunjuk rasa saat mereka menahannya selama demonstrasi menentang kudeta militer di Yangon, Sabtu (6/3/2021). Dikutip dari pernyataan PBB, lebih dari 1.700 orang telah ditangkap, termasuk 29 wartawan. (AFP Photo)

Polisi menendang seorang pengunjuk rasa saat mereka menahannya selama demonstrasi menentang kudeta militer di Yangon, Sabtu (6/3/2021). Sedikitnya 55 orang telah tewas sejak kudeta militer 1 Februari. (AFP Photo)

Seorang pengunjuk rasa menggunakan alat pemadam kebakaran saat bentrok dengan polisi anti huru hara dalam menentang kudeta militer di Yangon (28/2/2021). Sedikitnya 18 orang tewas setelah Polisi Myanmar menembaki pengunjuk rasa di seluruh negeri pada hari Minggu. (AFP/Sai Aung Main)

Seorang polisi mengarahkan senjatanya ke orang-orang di Taunggyi, sebuah kota di Negara Bagian Shan (28/2/2021). Myanmar berada dalam kekacauan sejak tentara merebut kekuasaan dan menahan pemimpin pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi. (AFP/STR)

Pengunjuk rasa mendirikan barikade untuk memblokir polisi saat menentang kudeta militer di Yangon (28/2/2021). Polisi melepaskan tembakan di berbagai bagian kota terbesar Yangon setelah granat kejut, gas air mata, dan tembakan ke udara gagal memecah kerumunan. (AFP/ Ye Aung Thu)

Ilustrasi Bendera Tunisia (AFP PHOTO)

Seorang pengunjuk rasa yang menolak UU Cipta Kerja memeluk orang tuanya di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Mereka diamankan petugas Kepolisian karena diduga terlibat kericuhan saat unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja pada Selasa (14/10/2020). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Seorang pengunjuk rasa yang menolak UU Cipta Kerja mencium kaki orang tuanya di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Mereka diamankan petugas Kepolisian karena diduga terlibat kericuhan saat unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja pada Selasa (14/10/2020). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sejumlah orang tua pengunjuk rasa yang menolak UU Cipta Kerja menunggu di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Mereka diamankan petugas Kepolisian karena diduga terlibat kericuhan saat unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja pada Selasa (14/10/2020). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Seorang pengunjuk rasa memegang seikat balon sambil memberi hormat pada Hunger Games dengan tiga jari selama protes terhadap usulan pembelian kapal selam oleh Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-O-Cha yang berpihak pada militer di Bangkok (31/8/2020). (AFP/Lillian Suwanrumpha)

Seorang pengunjuk rasa memegang balon, dengan stiker yang menggambarkan Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-O-Cha sebagai Adolf Hitler, selama demonstrasi menentang usulan pembelian kapal selam oleh pemerintah yang berpihak pada militer di Bangkok (31/8/2020). (AFP/Lillian Suwanrumpha)

Seorang pengunjuk rasa memegang balon dengan pesan anti-pemerintah selama demonstrasi menentang usulan pembelian kapal selam oleh pemerintah yang berpihak pada militer di Bangkok (31/8/2020). (AFP/Lillian Suwanrumpha)

THUMBNAIL GAS AIR MATA

Seorang peserta aksi unjuk rasa di depan Istana Merdeka, pada 4 November meninggal dunia.

Polisi memukuli seorang demonstran di dalam sebuah gedung saat bentrokan di Nairobi, Kenya (16/5). Demonstran menuntut pembubaran otoritas pemilu karena adanya dugaan korupsi. (REUTERS/Goran (REUTERS/Goran Tomasevic)

Pengunjuk rasa berusaha berdiskusi dengan polisi saat bentrokan di Nairobi, Kenya (16/5). Demonstran menuntut pembubaran otoritas pemilu karena adanya dugaan korupsi. (REUTERS/Goran (REUTERS/Goran Tomasevic)

Seorang jurnalis foto berusaha mengabadikan gambar saat bentrokan di Nairobi, Kenya (16/5). Demonstran menuntut pembubaran otoritas pemilu karena adanya dugaan korupsi. (REUTERS/Goran (REUTERS/Goran Tomasevic)

Para pengunjuk rasa melarikan diri dari polisi dalam bentrokan di Nairobi, Kenya (16/5/2016). Pengunjuk rasa menuntut pembubaran otoritas pemilu karena adanya dugaan korupsi. (REUTERS/Goran Tomasevic)

Polisi Kenya berusaha memukul seorang pengunjuk rasa saat bentrok di Nairobi, Kenya (16/5/2016). Mereka menuntut pembubaran otoritas pemilu karena adanya dugaan korupsi. (AFP PHOTO/SIMON Maina)

Pengunjuk rasa berlari menghindari gas air mata yang disemprotkan petugas saat bentrok di Nairobi, Kenya (16/5/2016). Mereka menuntut pembubaran otoritas pemilu karena adanya dugaan korupsi. (REUTERS/Goran Tomasevic)

1
2