:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5160396/original/008000100_1741802029-SabarReza7_R32_AllEngland2025_PBSI_20250312.jpg)
All England 2025
Berita Terkini
Lihat SemuaBRIN Berhasil Temukan Cicak Jenis Baru di Madiun, Diberi Nama C. Pecelmadiun
Telah dibaca 0 kaliApa Penyebab Susah Tidur dan Cara Mengatasinya, Perlu Diketahui
Telah dibaca 0 kaliPenyebab Diare Cair: Gejala, Penanganan, dan Pencegahannya
Telah dibaca 0 kaliPenyebab BAB Berdarah tapi Tidak Sakit, Kenali Gejala dan Penanganannya
Telah dibaca 0 kaliSri Mulyani: Jaga Defisit APBN 2025, Efisiensi Anggaran Tetap Jalan
Telah dibaca 0 kaliApa Arti Yandex: Pengertian, Fitur, dan Perbedaannya dengan Google
Telah dibaca 0 kali
Retno Lestari Priansari Marsudi (lahir di Semarang, Jawa Tengah, 27 November 1962) menjabat sebagai Menteri Luar Negeri dalam Kabinet Kerja Joko Widodo sejak 27 Oktober 2014. Ia merupakan perempuan pertama yang menjabat sebagai Menteri Luar Negeri. Sebelumnya ia menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Belanda.
Retno merupakan magister Hukum Uni Eropa lulusan Haagse Hogeschool, Belanda. Ia bergabung dengan Kementerian Luar Negeri setelah lulus S2. Sebelum menjadi Duta Besar RI untuk Belanda, Retno juga pernah menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Norwegia dan Islandia.
Selama menjalankan tugas sebagai Duta Besar di Norwegia, Retno mendapatkan penghargaan Order of Merit dari Raja Norwegia pada Desember 2011, menjadikannya orang Indonesia pertama yang memperoleh penghargaan tersebut. Selain menjadi Duta Besar, Retno juga pernah menjabat irektur Jenderal Eropa dan Amerika, yang bertanggung jawab mengawasi hubungan Indonesia dengan 82 negara di Eropa dan Amerika.
Dilarang Israel Masuk Wilayahnya
Saat menjabat sebagai Menlu, Retno sempat dilarang masuk Israel. Saat itu, Retno berencana untuk masuk ke Ramallah untuk meresmikan Konsulat Kehormatan RI untuk Palestina. Otoritas Israel melarang hal tersebut.
Kementerian Luar Negeri sama sekali tidak diberitahu alasan kenapa Israel melarang Menlu Retno masuk ke Ramallah. Meski demikian, tim Kemenlu tetap melaksanakan agenda dengan skenario lain. Acara pelantikan tetap dilakukan meski harus berpindah tempat ke KBRI RI di Jordania.