Informasi Umum
- PengertianSriwijaya Air adalah salah satu maskapai di Indonesia yang didirikan oleh keluarga Lie dengan Johannes Bundjiman dan Andy Halim. Maskapai ini bisa menerbangkan lebih dari 950.000 penumpang setiap bulannya.
- Didirikan10 November 2003
5 Fakta yang Terungkap dari Hasil Investigasi Sriwijaya Air SJ 182
1. Mesin Pesawat Masih Hidup Sebelum Membentur Air
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkapkan hasil investigasi terkait kecelakaan pesawat Sriwijaya SJ 182 yang jatuh di perairan Pulau Laki dan Lancang pada 9 Januari 2021.
Dari hasil temuannya, mesin pesawat tersebut dalam kondisi hidup sebelum berbenturan dengan permukaan air.
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono menjelaskan, berdasarkan temuan dari data automatic dependent surveillance- broadcast (ADP-B) yang merupakan sistem pemantauan penerbangan pesawat. Dari data tersebut pada pukul 14.40 WIB, pesawat Sriwijaya masih memancarkan sinyal yang menunjukan berada di ketinggian 250 kaki.
"Terekamnya data sampai ketinggian dengan 250 kaki, mengidentifikasikan bahwa sistem pesawat masih berfungsi dan mampu mengirim data. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa mesin masih dalam kondisi hidup sebelum pesawat membentur air," kata Soerjanto saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi V DPR RI, Rabu, 3 Februari 2021.
Â
2. Pesawat Tidak Pecah di Udara
Selain itu, Soerjanto menjelaskan berdasarkan temuan dari Tim SAR Gabungan, puing pesawat tersebar dalam wilayah lebar 80 meter dan panjang 110 meter pada kedalaman laut 16 sampai 23 meter.
Termasuk di dalamnya, kata dia, ditemukan bagian pesawat seperti puing dari ruang kemudi, bagian roda pendarat utama, bagian sayap, bagian dari mesin, bagian dari kabin penumpang, serta bagian ekor.
"Bagian-bagian ini mewakili seluruh bagian pesawat dari depan hingga belakang. Luas sebaran dan ditemukannya bagian pesawat dari depan sampai belakang konsisten dengan bukti bahwa pesawat tidak mengalami ledakan sebelum membentur air," ucap Soerjanto.
"Jadi ada yang mengatakan pesawat pecah di udara itu tidak benar. Jadi pesawat secara utuh sampai membentur air, tidak ada pecah di udara," tambah dia.
Â
3. Kondisi Turbin Pesawat
Selain itu, Soerjanto menjelaskan temuan turbin pesawat yang berhasil diangkat oleh Tim SAR menunjukkan jika kondisi mesin masih dalam kondisi hidup sebelum membentur air.
"Temuan pada turbin pesawat menunjukan konsistensi bahwa mesin masih dalam kondisi hidup sebelum membentur air. Ini diindikasikan bahwa turbin-turbin rontok semua ini menandakan ketika membentur air mesinnya masih berfungsi semua," papar dia.
Lebih lanjut, dia menyampaikan berdasarkan catatan perawatan pesawat pada 4 kali penerbangan di tanggal 9 Januari 2021 tidak ada laporan kerusakan pesawat.
"Dari buku catatan perawatan pesawat (aircraft maintenance log) tidak ditemukan adanya kerusakan pesawat pada 4 penerbangan di tanggal 9 Januari 2021," jelas Soerjanto.
Â
4. BMKG Temukan Awan Cumulonimbus
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan ada awan cumulonimbus yang sempat muncul di jalur pesawat Sriwijaya Air SJ 182 usai take off dari Bandara Soekarno Hatta menuju Pontianak, pada 9 Januari 2021.
"Kondisi cuaca sebelum dan saat take off terdapat awan CB (cumulonimbus) di atas Jakarta dan mulai meluruh seiring dengan berkurangnya intensitas hujan dan meningkatnya jarak pandang," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.
BMKG mendeteksi jika masih terdapat awan cumulonimbus yang membentang dari Jawa Barat bergerak ke Tenggara, sebagaimana pantauan dari satelit Himawari.
"Sedangkan dalam rute penerbangan masih terdapatnya awan CB yang membentang di atas Jawa bagian barat yang bergerak ke arah tenggara. Hal ini juga dapat dilihat dari analisa citra satelit Himawari yang menunjukan suhu puncak awa berkisar -43 derajat celcius sampai dengan -48 derajat celcius," terang Dwikorita.
Â
5. Ada Potensi Icing
Dwikorita menambahkan, berdasarkan data radiosonde per tanggal 7 sampai 9 Januari 2021, terdapat potensi icing pada ketinggian 16.000 sampai 17.000 feet.
Diketahui bahwa icing merupakan suatu proses pembekuan dari embun maupun air yang dipengaruhi suhu sehingga dapat menggangu mobilitas pesawat.
"Berdasarkan data radiosonde tanggal 7-9 Januari 2021 potensi icing berada pada ketinggian 16.000 - 27.000 feet. Sedangkan ketinggian sekitar 11.000 feet tidak terdapat potensi icing," kata Dwikorita.
Â
Fungsi Black Box Sriwijaya Air SJ182
Flight Data Recorder (FDR) salah satu bagian dari black box atau kotak hitam Sriwijaya Air SJ 182 telah ditemukan. FDR ini ditemukan sekitar pukul 16.00 WIB, Selasa (12/1/2021).
"FDR sudah ditemukan," kata Panglima TNI, Hadi Tjahjanto, di Tanjung Priok, Jakarta Utara, dilansir dari kanal News Liputan6.com. Black box sendiri terdiri atas 2 bagian, yaitu FDR dan Cockpit Voice Recorder (CVR). Hingga saat ini, bagian yang ditemukan ialah FDR. Hadi bilang, pihaknya akan terus melakukan pencarian CVR sekaligus mencari potongan badan pesawat dan mengevakuasi jenazah korban insiden ini.
Dilansir dari laman sciencestruck, di saat terburuk, black box dapat menjabarkan rincian kecelakaan penerbangan -- apakah itu kelalaian di bagian awak, masalah dengan mesin dan operasionalnya, atau fakto-faktor pemicu lainnya. Alat ini juga membantu memahami rangkaian kejadian yang menyebabkan pesawat terbang tidak sebagaimana mestinya. Lalu, apa saja fungsi dari black box?
FDR mencatat beberapa fungsi penting pesawat, seperti waktu penerbangan, kecepatan, ketinggian, arah pesawat, dan lain sebagainya. Data ini sangat berharga bagi para penyelidik karena membantu mereka menentukan penyebab dari kecelakaan penerbangan. FDR di era penerbangan modern, bahkan bisa membantu penyelidik untuk membuat visualisasi tentang apa yang telah terjadi, kapan, dan bagaimana kecelakaan tersebut berlangsung.
Sementara CVR adalah perekam audio yang mencatat lebih dari sekedar rekaman percakapan pilot, namun juga suara-suara yang timbul di area kokpit.Fitur ini membantu penyelidik terlatih menentukan sifat dan penyebab kecelakaan melalui kebisingan mesin, kebisingan aliran udara, peringatan kios, ping darurat, dan lain-lain.
Penyelidik kemudian dapat juga menentukan kecepatan pesawat melalui informasi tersebut. Karena sifatnya yang penting, sebuah CVR harus bisa merekam sekitar 25 jam data penerbangan, dan menyimpan minimal 2 jam materi audio.
Tanpa black box, hampir tidak mungkin penyelidik bisa mengetahui penyebab kecelakaan penerbangan, terutama yang misterius tanpa korban selamat. Kotak hitam itu sendiri tidak bisa dihancurkan, dan tetap utuh untuk waktu yang sangat lama setelah kecelakaan. Benda ini juga dilengkapi dengan suar bawah air yang menghasilkan suara 'ping', untuk membantu pihak pencarian menemukannya lebih cepat.
Â
Black Box Sriwijaya Air SJ182 Bisa Merekam Semua Kejadian
Kotak hitam dibalut oleh bahan tahan korosi sehingga tetap utuh di bawah air untuk waktu yang lama, bahkan bertahun-tahun. Black box pesawat Air France 447 misalnya ditemukan utuh hampir dua tahun setelah kecelakaan pada 2009, dan tidak mengalami kerusakan berarti.
Desain kotak hitam sedemikian rupa sehingga dapat menahan percepatan hingga 3400 kali gaya gravitasi. Selain itu, benda ini juga dapat bertahan di suhu ekstrem Soal warnanya mungkin membingungkan karena warnanya oranye. Warna itu dipilih karena lebih mencolok secara visual agar lebih mudah ditemukan setelah terjadi kecelakaan. Bentuknya pun seperti silinder, bukan kotak.
Dilansir dari laman merdeka.com, black box atau kotak hitam menjadi kunci utama untuk mengetahui penyebab terjadinya kecelakaan pesawat, seperti yang terjadi pada Sriwjaya Air SJ182. Alat ini mampu merekam semua kejadian sebelum terjadinya kecelakaan pesawat.
Penyelidik akan membawa komponen tersebut ke laboratorium untuk mengunduh data di dalamnya. Setelah itu, akan mencoba merekonstruksi ulang semua peristiwa selama penerbangan. Meski begitu, proses ini membutuhkan waktu sekitar berminggu-minggu atau berbulan-bulan untuk menyelesaikannya.
Â