![Rencana kerja sama Kemnaker, mitra industri, dan pemda. (c) Biro Humas Kemnaker](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/Gu3v53X-52Wg6PL6G7_ug2E0IPU=/60x60/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5030357/original/090215200_1732967432-image__14_.jpg)
Kabur Aja Dulu
Berita Terkini
Lihat SemuaArti Kelopak Mata Kiri Atas Kedutan: Penjelasan Medis dan Mitos
Telah dibaca 0 kaliDelta Force Mobile Resmi Dibuka, Rasakan Keseruan Perang di Genggaman Anda
Telah dibaca 0 kaliResep Nasi Goreng Putih untuk Sarapan, Hidangan Sederhana Penuh Cita Rasa
Telah dibaca 0 kaliKejagung Serahkan Kasus Dugaan Pemalsuan Dokumen Pagar Laut ke Bareskrim
Telah dibaca 0 kaliBantu Jaga Kesehatan, Ini 5 Resep Sayur yang Cocok untuk Diet Kolesterol
Telah dibaca 14 kaliAsprov PSSI NTT Jelaskan Kabar Cristiano Ronaldo Akan ke Kupang: Tiba Besok
Telah dibaca 0 kaliBussan Auto Finance Siap Lunasi Obligasi Lebih Dari Rp 775 Miliar
Telah dibaca 0 kali
Pengertian
Tahi lalat, atau secara medis disebut nevus pigmentosus, merupakan gangguan pigmen di kulit. Tahi lalat umumnya berwarna kecokelatan, namun dapat pula berwarna hitam atau justru sewarna dengan kulit. Tahi lalat dapat rata dengan permukaan kulit, dapat pula lebih tinggi dari kulit sekitarnya.
Tahi lalat dapat bertambah atau berkurang jumlahnya. Pada wanita, munculnya tahi lalat sering berhubungan dengan perubahan hormonal. Tahi lalat sering muncul saat wanita hamil dan saat sudah menopause.
Sebagian besar kasus tahi lalat tidak mengganggu kesehatan sama sekali. Namun ada pula tahi lalat yang merupakan tanda kanker kulit.
Penyebab
Tahi lalat terjadi akibat melanosit (sel yang memproduksi pigmen kulit) berkumpul di satu lokasi. Hal ini menyebabkan melanin (pigmen kulit) di daerah tersebut menjadi lebih banyak sehingga warna kulitnya berbeda dengan kulit sekitarnya.
Pada sebagian besar kasus tahi lalat, berlebihnya jumlah melanosit tersebut merupakan bawaan lahir.
Diagnosis
Bila menemukan tahi lalat, yang paling penting adalah dapat membedakan apakah tahi lalat tersebut merupakan tahi lalat biasa atau tanda kanker kulit. Pertanyaan berikut ini diperlukan untuk membedakannya:
- Apakah tahi lalat disertai gejala nyeri, gatal, atau sensasi terbakar?
- Apakah warna dan bentuk tahi lalat tidak merata?
- Apakah tahi lalat terlihat membesar dengan cepat?
- Apakah tahi lalat berdarah terus menerus?
- Apakah tahi lalat terlihat memerah dan bengkak?
Bila ada salah satu pertanyaan yang dijawab “ya”, maka ada kemungkinan tahi lalat tersebut merupakan tanda kanker kulit. Untuk memastikannya, dokter akan melakukan biopsi dengan cara mengangkat tahi lalat dan melihatnya di bawah mikroskop.
Sementara itu, bila semua pertanyaan tersebut dijawab “tidak”, maka tidak perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut karena tahi lalat tersebut aman.
Gejala
Tahi lalat biasanya berwarna kecokelatan, dapat berbentuk oval atau bulat. Ukuran tahi lalat dapat sangat bervariasi, mulai dari sebesar lubang jarum hingga seluas tangan. Tahi lalat umumnya tidak menimbulkan gejala apa pun.
Bila terdapat gejala pada tahi lalat, seperti nyeri, gatal, terasa seperti terbakar, berdarah, atau membesar dengan cepat, hal ini harus diwaspadai karena kemungkinan tahi lalat tersebut merupakan tanda kanker kulit.
Pengobatan
Sebagian besar tahi lalat adalah hal yang aman sehingga tidak membutuhkan pengobatan sama sekali. Namun bila ada kecurigaan kanker kulit, tahi lalat tersebut harus diangkat melalui tindakan pembedahan.
Pencegahan
Tahi lalat yang terjadi akibat bawaan lahir tidak dapat dicegah. Sementara itu, tahi lalat sebagai tanda dari kanker kulit dapat dicegah dengan cara melakukan pemeriksaan tahi lalat dengan rutin dan membatasi paparan sinar ultraviolet (umumnya didapatkan dari paparan sinar matahari di atas pukul 09.00).