Berita Tapa Bisu Hari Ini - Kabar Terbaru Terkini | Liputan6.com

Bulan Suro adalah bulan pertama dalam kalender Jawa yang dianggap sakral. Pelajari sejarah, makna, dan berbagai tradisi unik di bulan Suro.

Ridwan Kamil: Saya dan Pak Suswono Pemimpin Semua Golongan, Insyaallah Adil
Gelar Screening, Film Horor Wanita Ahli Neraka Sukses Pukau Penonton di Lampung
Telah dibaca 0 kali
Apakah Ada Santet dalam Islam? Buya Yahya dan UAS Bagikan Amalan Penangkalnya
Telah dibaca 0 kali
Polisi Ungkap Jaringan Obat Perangsang Sesama Jenis di NTT
Telah dibaca 0 kali
Debat Pilgub Sumut 2024 Usai, Edy-Hasan Ingatkan Jangan Rusak Demokrasi dengan 'Cawe-cawe'
Telah dibaca 14 kali
Kasus Bentrokan Prajurit dan Warga di Deli Serdang, Danpuspom TNI: Sudah Tingkat Penyidikan
Telah dibaca 14 kali
5 Destinasi Wisata yang Jadi Lokasi Syuting Film Horor
Telah dibaca 14 kali
Mengenal Beaver Moon, Supermoon Terakhir pada 2024
Telah dibaca 14 kali
Tragedi Longsor di Pondok Pesantren Sukabumi, 4 Santri Tewas Tertimpa Tembok Kolam
Telah dibaca 77 kali
Farhan Ingin Puskesmas di Kota Bandung Beroperasi 24 Jam Layani Masyarakat
Telah dibaca 77 kali
Dalam Dua Pekan, Polres Kepulauan Sitaro Panggil 8 Pejabat Terkait Pengelolaan Keuangan
Telah dibaca 70 kali
Membaca Doa Qunut Subuh Bid’ah? Ini Pandangan Ustadz Adi Hidayat
Telah dibaca 28 kali
Jokowi dan Kaesang Blusukan Pasar Klitikan Demi Paslon Respati - Astrid
Telah dibaca 77 kali
Perbandingan 5 Pemain Termahal Timnas Indonesia dan Jepang, Timpang Seperti Peringkat FIFA
Telah dibaca 77 kali
Klasemen Kualifikasi Piala Dunia 2026: Tergusur ke Dasar Grup C, Peluang Timnas Indonesia Tetap Terbuka
Telah dibaca 105 kali

Advertisement

Advertisement

Sepanjang bulan Suro masyarakat Jawa meyakini bahwa ini adalah saat untuk terus bersikap eling

Di Yogyakarta menggelar topo bisu lampah ratri dan di Pati ratusan orang mengikuti pawai obor.

Arak-arakan tapa bisu dan jamasan pusaka pada perayaan lebaran Idul Fitri, kelompok Kejawen Kalitanjung, Rawalo, Banyumas, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Eddy Wahono)

Peserta tapa bisu itu berasal dari berbagai lintas agama, mulai dari kelompok Pasundan, Kristen, Konghucu, Ahmadiyah dan Muhammadiyah.