Pengertian
Tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Clostridium tetani. Penyakit ini ditandai dengan peningkatan kekakuan umum dan kejang-kejang otot rangka.
Meski tetanus bisa dicegah, imunitas terhadap penyakit ini tidak berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu dibutuhkan injeksi booster jika seseorang mengalami luka yang rentan terinfeksi tetanus.
Komplikasi
Komplikasi yang bisa terjadi pada penderita tetanus adalah sebagai berikut:
• Kekakuan otot saluran pernapasan dan pita suara
• Cedera tulang yang ditandai dengan pergeseran tulang hingga keluar dari posisi normalnya
• Patah tulang
• Infeksi pada paru
• Gangguan saraf
• Penurunan kesadaran hingga koma
Diagnosis
Biasanya diagnosis tetanus hanya berdasarkan pemeriksaan fisik yang dilakukan secara umum. Seperti pemeriksaan tekanan darah, suhu tubuh, laju napas, dan denyut nadi.
Untuk pasien tetanus tidak dibutuhkan pemeriksaan laboratorium. Namun, ketika pasien terdapat luka yang diduga terdapat infeksi tetanus, dapat dilakukan pemeriksaan bakteri di laboratorium untuk menukan keberadaan bakteri.
Gejala
Penderita tetanus akan mengalami gejala-gejala seperti berikut ini:
• Kaku pada bagian tubuh tertentu, seperti pada rahang dan perut hingga susah duduk
• Kejang
• Denyut nadi yang terlalu cepat
• Susah menelan makanan atau minuman
• Laju napas yang terlampau cepat
• Peningkatan atau penurunan tekanan darah
• Penurunan kesadaran
Pengobatan
Untuk penanganan pasien tetanus, prosedur pengobatan tahap pertamanya adalah:
• Letakkan pasien pada posisi yang aman dan nyaman
• Jika pasien tidak sadar atau kejang, jangan berikan sendok atau memasukkan benda apa pun ke dalam mulut
• Bantu pasien untuk melancarkan pernapasan dengan memiringkan posisi tubuh pasien. Hal ini dimaksudkan agar lidah terjatuh ke belakang
• Segera hubungi rumah sakit atau instansi kesehatan terdekat
Jika sudah dilakukan prosedur pengobatan tahap pertama, berikut ini tahap lanjutan yang akan dilakukan oleh rumah sakit:
-
Antibiotik
Jenis antibiotik yang diberikan adalah penisilin prokain, ampisilin, tetrasiklin, metronidazol, dan eritromisin. Bila pasien menderita radang paru, pasien dapat diberi tambahan obat jenis sefalosporin. - Netralisasi toksin
Sebelum memberikan serum antitetanus (ATS) pada pasien, akan dilakukan uji serum terlebih dahulu pada kulit pasien. Bila rumah sakit memiliki human tetanus immunoglobulin, dapat diberikan juga kepada pasien sebagai tambahan. -
Antikonvulsan
Pemberian obat yang dapat mencegah atau mengurangi kejang (konvulsan) juga bisa dilakukan, seperti diazepam. Obat ini juga berfungsi untuk mengatasi rasa cemas. -
Perawatan luka
Dilakukan setelah pemberian antitoksin ATS dan antikonvulsan. -
Terapi suportif
Pada tahap ini, pasien akan dibebaskan jalan napasnya kemudian diberikan oksigen. Pemberian cairan dan nutrisi serta pemantauan juga akan dilakukan.
Pencegahan
Untuk mencegah tetanus, sebaiknya Anda menerapkan hal-hal berikut ini:
- Imunisasi secara rutin
Termasuk imunisasi dasar difteri, pertusis, dan tetanus (DPT) yang diberikan sebanyak tiga kali sejak usia 2 bulan. Imunisasi ini dilakukan dengan jarak 4-6 minggu, yang kemudian dilakukan kembali pada usia 18 bulan dan 5 tahun. - Penanganan luka segera
Jika mengalami luka, segera bersihkan dan berikan cairan antitetanus untuk menghindari infeksi. Terutama pada luka dalam, seperti terkena besi, terjatuh di tempat kotor, atau digigit anjing.
Penyebab
Tetanus timbul akibat dari serangan bakteri Clostridium tetani. Bakteri ini biasanya hidup di tanah, debu, dan kotoran hewan.
Bakteri bisa masuk ke dalam tubuh melalui luka dan tumbuh lebih cepat di area yang kekurangan oksigen. Jadi, semakin dalam dan semakin sempit lukanya, akan semakin sedikit oksigen yang berada di sekitarnya, dan kemungkinan terjadinya tetanus semakin besar.