Pengertian
Thromboangiitis dikenal juga dengan istilah thromboangiitis obliterans atau Buerger’s disease. Keadaan ini menggambarkan peradangan atau thrombosis inflamasi pada arteri berukuran kecil dan sedang. Selain itu juga pada beberapa vena superfisial, yang menyebabkan iskemia pada ekstremitas distal dan tromboflebitis (inflamasi atau peradangan pada pembuluh darah vena) superfisial.
Selain pembuluh darah arteri dan vena, thromboangiitis juga dapat berdampak pada persarafan ekstremitas. Penyakit ini memiliki prevalensi tinggi di Asia dan Timur Tengah. Selain itu, keadaan ini terutama ditemukan pada pria berusia 20–40 tahun.
Penyebab
Penyebab pasti thromboangiitis obliterans belum diketahui. Namun, diketahui bahwa penggunaan tembakau merupakan faktor resiko kuat timbulnya penyakit ini. Hampir semua penderita thromboangiitis diketahui merupakan perokok. Walau demikian, thromboangiitis juga dapat muncul sebagai akibat kebiasaan mengunyah tembakau atau ganja.
Diperkirakan mekanisme terjadinya thromboangiitis berhubungan dengan reaksi hipersensitivitas yang tertunda atau angiitis toksik. Selain itu, diperkirakan juga dapat berkaitan dengan reaksi autoimun yang disebabkan reaksi sensitivitas yang dimediasi sel terhadap kolagen tipe I dan III. Kolagen tipe I dan III adalah penyusun dari pembuluh darah.
Diagnosis
Untuk menentukan diagnosis terhadap thromboangiitis, dokter akan melakukan wawancara medis mendetail untuk mengetahui riwayat kesehatan penderita dan gejala yang dirasakan. Selain itu juga diperlukan pemeriksaan fisis yang mendukung dan pemeriksaan penunjang terutama untuk menemukan abnormalitas pembuluh darah melalui pencitraan.
Pemeriksaan fisik yang diperlukan adalah pemeriksaan ankle brachial index. Pemeriksaan ini membandingkan tekanan darah sistolik pada lengan dan pergelangan kaki. Pemeriksaan ini dapat membantu menentukan adanya iskemia distal.
Pemeriksaan penunjang yang melibatkan pemeriksaan laboratorium sering kali diperlukan untuk membantu menyingkirkan penyebab lain dari keluhan yang dirasakan. Beberapa jenis pemeriksaan yang mungkin dilakukan, antara lain adalah pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan fungsi hati, pemeriksaan fungsi ginjal, analisa urin, gula darah puasa, erythrocyte sedimentation rate (ESR), C reactive protein (CRP), antinuclear antibody (ANA), rheumatoid factor (RF), antiphospolipid antibody, dan sebagainya.
Pemeriksan pencitraan berupa angiografi dapat membantu menemukan karakteristik dari thromboangiitis obliterans, yaitu oklusi atau penyumbatan segmental pada pembuluh darah arteri distal (terutama pada tangan dan kaki). Pada area sekitar sumbatan dapat ditemukan pembuluh darah yang melengkung dan tidak ditemukan aterosklerosis.
Terdapat kriteria yang dapat digunakan untuk membantu menetapkan diagnosis thromboangiitis, yaitu:
- usia kurang dari 45 tahun
- terdapat riwayat penggunaan tembakau
- adanya iskemia ekstremitas distal
- tidak adanya penyakit autoimun, keadaan hiperkoagubilitas, atau diabetes mellitus
- tidak adanya penyebab proksimal dari atheroemboli
- terdapat penemuan konsisten pada arteriografi
Gejala
Beberapa gejala yang dapat berkaitan dengan thromboangiitis adalah:
- ulserasi yang terasa nyeri atau gangrene pada jari
- tangan dan kaki terasa dingin dan sedikit bengkak
- nyeri saat beristirahat atau tidak beraktifitas
- klaudikasio (nyeri yang timbul akibat berkurangnya aliran darah) intermiten, terutama pada kaki, paha, lengan, tangan
- paresthesia (rasa baal, kesemutan, terbakar , kurang sensasi, dan sebagainya)
- adanya nodul atau benjolan superfisial mengikuti pembuluh darah vena
Pengobatan
Tidak ada bentuk terapi yang dapat menyembuhkan keadaan thromboangiitis secara definitif. Salah satu langkah paling penting yang dapat dilakukan adalah berhenti total mengonsumsi tembakau (merokok). Selain itu, penderita juga disarankan menghindari dingin, obat-obatan yang menyebabkan vasokonstriksi dan menghindari cedera termal, kimia, dan mekanik.
Beberapa jenis obat dapat diberikan. Misalnya iloprost (prostaglandin analog). Penggunaan OAINS dan analgesic dapat diberikan untuk membantu mengatasi keluhan nyeri. Dapat juga dipertimbangkan melakukan tindakan lumbar sympathetic chemical ablation dan surgical symphatectomy.