Liputan6.com, Jakarta Seperti yang telah diketahui, phishing adalah salah satu kategori kejahatan cyber yang bertujuan untuk mendapatkan suatu informasi penting dan rahasia secara tidak sah, seperti username, password, PIN, informasi rekening bank, informasi kartu kredit, atau informasi rahasia lainnya. Dan SMS phishing adalah salah satu modus kejahatan yang kini paling banyak dilakukan.
Menurut data bertajuk 'GSMA Spam Reporting Service' yang dirilis oleh perusahaan keamanan Cloudmark, sebagian besar dari SMS spam yang dikirimkan di sepanjang bulan Januari 2014 kemarin di Amerika Serikat terdeteksi sebagai upaya phishing. Jumlah itu diperkirakan meningkat hingga 78% dibandingakan periode Desember 2013 kemarin.
Bahayanya lagi, mengutip laman Softpedia, Senin (3/3/2014), laporan tersebut mengungkapkan bahwa mayoritas usaha phishing itu ternyata diarahkan kepada para pengguna kartu debit, bukan kartu kredit seperti yang selama ini dikira. Tepatnya mencapai sekitar 54% dari seluruh usaha phishing via SMS yang terjadi.
Tom Landesman, pakar kemanan senior dari Cloudmark menjelaskan bahwa kartu debit menjadi sasaran utama karena dianggap memiliki resiko lebih kecil bagi para pelaku phishing. "Banyak dari jenis kartu debit memiliki fasilitas perlindungan atau pencegahan penipuan yang sangat sedikit dibanding jenis kartu perbankan lainnya," jelas Tom.
Selain itu, terungkap pula sebuah fakta yang menunjukkan jika usaha phishing via SMS lebih rentan terjadi terhadap pemiliki kartu yang diterbitkan oleh bank kecil, bukan bank ternama yang memiliki jumlah nasabah besar.
Baca juga:
Waspadai Email Spam Pinjaman Uang, Jangan Dibalas
Sebar Pesan Spam, Path Diblokir Facebook
Negara di Eropa Timur Jadi Penghasil Spam Terbesar Dunia
Kena Hack, Sejumlah Pengguna Path Terima `Pesan Sampah`
Lebih Dari 750.000 Spam Ternyata Berasal Dari Kulkas dan TV!
Mayoritas Pelaku SMS Phishing Incar Pengguna Kartu Debit
Kartu debit dianggap memiliki fasilitas kemanan yang lebih minim dibandingkan jenis kartu perbankan lainnya.
Advertisement