Liputan6.com, Ukraina Sekelompok hacker dilaporkan telah melumpuhkan beberapa situs North Atlantic Treaty Organization (NATO). Serangan ini disebut-sebut muncul di tengah ketegangan terkait keberadaan militer Rusia di wilayah Krime, Ukraina.
Juru bicara aliansi militer NATO, Oana Lungescu, melalui akun Twitter mengatakan bahwa serangan cyber itu terjadi pada Sabtu malam dan dilanjutkan pada hari Minggu. Dan saat ini sebagian besar layanan telah dipulihkan.
Lungescu pun membeberkan situs NATO telah diserang secara besar-besaran melalui teknik DDoS (denial of service). Meski demikian, menurut yang dilansir Reuters, Senin (17/3/2014) hal itu belum berdampak pada operasional website NATO.
"Serangan itu tidak menghambat kinerja kami untuk memerintah dan mengendalikan pasukan NATO. Saat ini kami mengklasifikasikan bahwa serangan itu tidak berdampak besar," kata pejabat NATO yang lain.
Melalui DDoS, hacker telah membajak beberapa komputer untuk membanjiri data ke target guna melumpuhkan sistem komputer. Para ahli kini tengah bekerja untuk mengembalikan fungsi website NATO sehingga untuk sementara situs tersebut down dan tidak bisa diakses mulai Minggu sekitar pukul 04.30 waktu setempat.
Di situs www.cyber-berkut.org, sebuah kelompok yang menamakan dirinya "cyber berkut"Â mengatakan serangan itu telah dilakukan oleh patriotik Ukraina yang marah terhadap NATO karena telah mencampuri urusan negara mereka.
Sebelumnya pada 8 Maret 2014, BAE Systems Inggris menyatakan puluhan jaringan komputer di Ukraina telah terinfeksi oleh senjata cyber baru yang disebut 'Snake'. Inggris menduga program jahat itu merupakan aksi para hacker Rusia.
Hacker Ukraina Bombardir Situs NATO
Situs NATO telah diserang secara besar-besaran melalui teknik DDoS (denial of service) untuk melumpuhkan sistem komputer.
Advertisement