Liputan6.com, Jakarta Keamanan data merupakan salah satu bagian penting dari tiap lembaga yang menggunakan fasilitas penyimpanan digital yang terkoneksi. Apalagi jika data yang disimpan adalah data pemilihan umum (Pemilu).
Disinggung soal keamanan data, pihak Komisi pemilihan umum (KPU) mengklaim bahwa fasilitas penyimpanan digital yang dimilikinya sudah cukup kuat dan sesuai standar yang ada.
"Kami yakin kalau soal keamanan data sudah cukup kuat karena KPU terus melakukan peningkatan kualitas pengamanan digital yang ada. Sumber daya yang ada secara berkala melakukan perubahan dan perbaikan dari sistem keamanan server," ungkap Arief Budiman, Anggota KPU ketika dijumpai di Media Center KPU Pusat, Jakarta.
Lebih lanjut, Arief mengaku belajar banyak dari pengalaman yang dimiliki oleh lembaganya di masa lalu dan terus memperbaiki sistem yang ada. KPU memang pernah mengalami peretasan di data server yang disimpannya di periode Pemilu lalu.
"Pengalaman tentu jadi pelajaran bagi kami. Perbaikan tentunya kami lakukan secara berkala supaya data yang disimpan dalam server tetap aman," imbuh Arief.
Demi menjaga keamanan hasil suara KPU sendiri mengaku bahwa pihaknya masih melakukan penghitungan dengan cara manual. Sistem TI yang digunakan oleh KPU dalam proses penghitungan hanyalah scanner untuk mempermudah penghitungan.
"Perlu diketahui urusan penghitungan suara kami gak pakai aplikasi TI, penghitungan suara masih pakai manual dan auditabel sesuai UU Pemilu yang berlaku. Aplikasi yang kami pakai hanya untuk scanning saja dan itu sudah dipastikan aman," pungkas Arief.
Server KPU Sudah Cukup Aman dari Peretasan?
Server KPU pernah dibobol oleh peretas dan mengubah sebagian logo yang ada di dalamnya. Lantas, bagaimana kekuatan keamanannya sekarang?
Advertisement