Sukses

XL Raup Rp 1 Triliun Dari Bisnis Sewa Tower

Strategi sewa menara (tower) ternyata cukup memberikan kontribusi keuntungan bagi operator telekomunikasi XL Axiata.

Liputan6.com, Jakarta Strategi berbagi infrastruktur sebenarnya sudah sejak lama dipraktikkan oleh sejumlah operator telekomunikasi. Bahkan melalui strategi itu, operator XL Axiata mengaku dapat menghemat biaya 30-35 persen.

Demikian disampaikan Presiden Direktur XL, Axiata Hasnul usai acara diskusi IndoTelko bertajuk 'Berbagi Infrastruktur Kurangi Defisit Neraca Perdagangan' di Balai Kartini.

Hasnul menambahkan, dari 7.000 BTS yang dimiliki perusahaan, 5.000 di antaranya disewakan kepada operator lain. Strategi sewa menara (tower) ternyata cukup memberikan kontribusi keuntungan bagi perusahaan.

"Dari bisnis sewa menara ini XL bisa meraup pendapatan antara Rp 800 miliar hingga Rp 1 triliun per tahun, prosentasenya sekitar 5% dari revenue perusahaan", papar Hasnul.

XL sendiri menyewakan towernya dengan harga antara Rp 10 juta hingga Rp 15 jutaan per bulan, harga tergantung dari lokasi BTS tersebut berada. Adapun infrastruktur yang di-share dengan operator lain antara lain radio tower, fiber optik, national roaming, serta core infrastructure.

Tren berbagi infrastruktur sebenarnya sudah dilakukan di negara lain. Di Inggris, operator T-Mobile dengan Hutchison 3 mengkonsolidasikan sekitar 12.400 sites jaringan 3G milik keduanya melalui pendirian joint ventures. Kolaborasi ini mampu menawarkan layanan 3G terbaik di Inggris dengan biaya termurah dan roll out jaringan lebih cepat.

Namun berbagi jaringan diakui Hasnul tidak semudah yang dibayangkan. Ada beberapa masalah yang dihadapi di lapangan, mulai dari objektif bisnis dan kekuatan yang berbeda-beda dari setiap operator hingga operator belum berani mencoba cara baru dalam menjalankan bisnis.

Baca juga:
Ini Strategi Kominfo Dukung Operator Berbagi Jaringan
Operator Siap Berbagi Infrastruktur Jaringan, Asal...
Hasnul: Sharing Jaringan Tak Semudah yang Dibayangkan