Merasa Emailnya Dipantau, Pelajar Gugat Google

Liputan6.com, Jakarta Sekelompok pelajar di California, Amerika Serikat dilaporkan telah menggugat Google karena merasa Gmail mereka diawasi. Menurut mereka, hal itu bertentangan dengan hukum privasi negara.

Mengutip laman Mashable, Pengadilan Distrik Amerika Serikat untuk Distrik California Utara membenarkan telah menerima keluhan dari sembilan siswa yang menggunakan Gmail untuk layanan Apps for Education.

Layanan itu merupakan aplikasi pendidikan gratis berbasis web yang memiliki sekitar 30 juta pengguna di seluruh dunia - kebanyakan penggunanya adalah pelajar di bawah 18 tahun.

Education Week melaporkan, dalam hal ini Google telah memindai dan mengindeks email semua pengguna Apps for Education, dan kemudian Google menggunakan data itu untuk tujuan iklan yang potensial dan tujuan lainnya.

Surat kabar pendidikan Amerika Serikat itu berspekulasi bahwa kasus ini memiliki implikasi besar pada Undang-undang Privasi dan Hak Pendidikan Keluarga (FERPA). Undang-undang yang diterbitkan pada tahun 1974 itu mengatur dan memastikan rekaman privasi siswa di bawah usia 18 tahun.

Departemen Pendidikan Amerika Serikat pun secara tidak langsung menyatakan bahwa praktik Gmail bertentangan dengan FERPA. Praktik pengawasan itu pun sudah menuai kemarahan pembela privasi.

Electronic Privacy Information Center (EPIC) juga menegaskan Google tidak boleh sembarangan mengambil data pengguna meskipun setiap pengguna Gmail telah menyetujui aturan dan kebijakannya. Jika gugatan kesembilan pelajar itu dikabulkan, maka Google diwajikan untuk membayar kompensasi kepada jutaan pengguna Gmail.

Sebelumnya Google juga digugat oleh para ibu di New York, Amerika Serikat atas layanan aplikasi berbayarnya. Pasalnya para ibu merasa khawatir dengan perkembangan buah hatinya. Dalam gugatannya, mereka mengklaim anaknya semakin tidak konsentrasi belajar akibat game yang ada di pasar aplikasi Google.