Sukses

Sayang Anak, Ayah Rancang Tangan Bionik Untuk Putranya

Tangan bionik itu sengaja diciptakan untuk putra kesayanganya, Peregrine Hawthorn, yang terlahir tidak memiliki jari di tangan kirinya.

Liputan6.com, Seattle Peter Binkley adalah satu orang yang tergabung dalam sebuah komunitas penggemar pencetakan 3D online, e-NABLE untuk mengembangankan tangan bionik. Salah satu alasannya bergabung dengan komunitas tersebut adalah untuk merancang alat bantu yang dijuluki Talon Hand 2.0.

Tangan bionik itu sengaja Binkley ciptakan untuk putra kesayanganya, Peregrine Hawthorn, yang terlahir tidak memiliki jari di tangan kirinya. Dalam proses perancangannya, Binkley menggunakan alat cetak 3D bernama Solidoodle 3D printer.

Mengutip laman Ubergizmo, untuk memperlancar proses produksi ia dibantu oleh dua orang desainer, Ivan Owen dan Richard Van As. Agar tangan bionik ciptaannya dapat berfungsi dengan baik, mereka telah melakukan proses pengukuran, pengujian, dan peningkatan kinerja.



Sementara itu agar Talon Hand 2.0 nyaman digunakan, mereka terus melakukan komunikasi dengan Hawthorn. Pasalnya, nyaman atau tidaknya tangan bionik itu digunakan tergantung dari apa yang dirasakan Hawthorn.

e-NABLE sendiri didirikan oleh seorang peneliti dari Rochester Institute of Technology,  Jon Schull, yang bertujuan untuk meringankan beban anak-anak dan orang dewasa yang memiliki kekurangan guna meningkatkan kualitas hidup mereka.

"Pembuatan tangan bionik bisa menghabiskan dana lebih dari US$ 10.000, tetapi jika dicetak dengan material yang ada pada printer 3D biayanya kurang dari US$ 50. Yang dibutuhkan hanyalah seseorang yang mau meluangkan waktunya untuk menggunakan printer 3D," kata Schull.