Sukses

Jelang Pemilu, Pemerintah Turki Blokir Twitter

Saat ini sebagian pengguna Twitter di Turki yang berjumlah sekitar 10 juta, dilaporkan sudah tidak bisa mengakses media sosial itu lagi.

Liputan6.com, Jakarta Setelah Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan menegaskan akan memberlakukan pelarangan mengakses Twitter, menyusul banyaknya rekaman hasil penyadapan terkait kasus korupsi yang telah bocor, pemerintah setempat akhirnya memblokir situs media sosial tersebut.

"Saya tidak peduli sama sekali dengan apa yang dikatakan komunitas internasional. Semua orang akan tahu kekuatan Republik Turki," tutur Erdogan saat mendeklarasikan niatnya untuk memblokir Twitter pada Kamis, 20 Maret 2014.

Kebijakan itu dilakukan pemerintah setempat karena Twitter menjadi media utama untuk menyebarkan informasi adanya korupsi di orang-orang terdekat Erdogan. Hal itu secara otomatis telah merusak reputasi pemerintah menjelang pemilihan umum lokal yang akan digelar pada awal April 2014.

Sejumlah pengguna yang ingin membuka situs twitter.com dialihkan ke sebuah laman yang berisi pernyataan "Pengadilan memerintahkan diberlakukannya `upaya-upaya perlindungan` atas situs tersebut." Demikian seperti dikutip dari National Geographic, Jumat (21/3/2014).

Saat ini sebagian pengguna Twitter di Turki yang berjumlah sekitar 10 juta orang, dilaporkan sudah tidak bisa mengakses media sosial besutan Jack Dorsey itu lagi.

Atas kejadian ini hashtag: #TwitterisblockedinTurkey dan #TurkeyBlockedTwitter menjadi trending topic di seluruh dunia hanya beberapa jam setelah Erdogan mengumumkan niatnya untuk 'menghapus' situs mikroblogging tersebut.

Sebelumnya, Turki pernah memblokir situs berbagi video YouTube selama dua tahun sebelum dibuka kembali pada tahun 2010.