Liputan6.com, Jakarta PT XL Axiata Tbk (XL) sudah resmi mengakuisisi PT Axis Telekom Indonesia (Axis) dengan nilai transaksi USD 865 juta atau sekitar Rp 10 triliun. Konsolidasi kedua operator seluler ini diklaim mendukung tujuan pemerintah untuk merealisasikan program broadband nasional.Â
Dari aspek ekonomi, merger XL-Axis diyakini akan mendorong pendapatan negara melalui Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sektor telekomunikasi yang terus meningkat.
Pengamat telekomunikasi Teguh Prasetya beranggapan bahwa pemerintah selaku pihak regulator telah melakukan hal yang tepat dengan merestui akuisisi XL-Axis. Pasalnya menurut Teguh saat ini industri telekomunikasi di Indonesia sudah tidak kondusif.
"Konsolidasi XL-Axis penting untuk kelangsungan industri telekomunikasi seluler di Indonesia. Persaingannya sudah tidak sehat, terlalu banyak pemain, sehingga masing-masing operator harus mati-matian berperang harga satu sama lain. Sementara mereka harus rela kehilangan keuntungan," jelas Teguh.
Sebagai bukti, saat ini hampir semua operator seluler sudah mengumumkan laporan keuangan mereka di tahun 2013. Tidak ada satu pun operator seluler yang mengalami pertumbuhan keuntungan yang memuaskan sepanjang tahun lalu.
"Biaya untuk memelihara kualitas jaringan semakin tinggi, sedangkan harga harus selalu murah. Bisa-bisa industri telekomunikasi yang sudah berkembang dan potensial bisa bubar kalau begini terus," lanjut Teguh.
Teguh berharap untuk ke depannya pemerintah dapat lebih tegas dan aktif dalam membenahi sektor industri telekomunikasi.
"Sekarang sudah waktunya pemerintah turun tangan. Konsolidasi harus dilakukan, tiga sampai empat operator saja sudah cukup. Standarisasi harga juga sudah harus dilakukan pemerintah. Harga paket data kita yang termurah di dunia lho," kata Teguh.
Akuisisi XL-Axis Penting Bagi Industri Telekomunikasi
Industri telekomunikasi di Indonesia dinilai sudah tidak kondusif dan terlalu banyak pemain.
Advertisement