Liputan6.com, Texas Bayangkan jika sebuah wearable device dapat disematkan ke dalam kulit manusia untuk menyimpan data informasi dan juga memberikan pengobatan. Untuk mewujudkan itu semua para peneliti di Amerika Serikat menciptakan kulit elektronik.
Menurut yang dilansir NDTV Gadgets, Rabu (2/4/2014), penemuan inovatif itu diklaim dapat menyimpan dan mengirimkan data tentang aktivitas seseorang serta menerima informasi diagnostik dan memasukkan obat ke dalam kulit.
Teknologi ini juga disebut-sebut bisa membantu pasien yang mengalami gangguan gerakan seperti penyakit Parkinson atau epilepsi.
"Kulit elektronik memiliki bentuk yang mirip dengan plester - berisi komponen elektronik dengan panjang sekitar 4 sentimeter, lebar 2 cm, dan ketebalan hanya 0,003 milimeter," kata Nanshu Lu, seorang insinyur mekanik di University of Texas di Austin.
Para peneliti merancang perangkat dengan menyisipkan sepaket Nanomaterials, sensor pendeteksi suhu dan gerak, RAM resistif untuk penyimpanan data, microheaters, dan obat ke dalam material yang bersifat lembut dan fleksibel layaknya kulit manusia.
Penemuan yang telah dipublikasikan dalam jurnal Nature Nanotechnology1 ini benar-benar dapat bekerja jika terhubung ke catu daya dan data pemancar. Untuk itu, sebelum digunakan oleh pasien, para peneliti harus membuat perangkat ini menjadi benar-benar compact dan nyaman digunakan.
"Meskipun beberapa komponen sudah tersedia di pasaran, seperti baterai lithium dan radio frekuensi, karakternya masih terlalu kaku sehingga sulit untuk menyatu dengan kulit," papar Lu.
Canggih, Kulit Manusia Bisa Simpan Informasi Kesehatan
Teknologi ini juga bisa membantu pasien yang mengalami gangguan gerakan seperti penyakit Parkinson atau epilepsi.
Advertisement