Liputan6.com, Jakarta Setelah mengumumkan rencananya untuk melepas bisnis di sektor Code Division Multiple Access (CDMA) yaitu Telkom Flexi, anak perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) lainnya yaitu PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) sepertinya tengah mengalami `sekarat`.
Sebagai solusi, Telkom telah menentukan dua cara untuk menyelamatkan Mitratel. Direktur Innovation & Strategic Portfolio Telkom, Indra Utoyo mengatakan, dua pilhan untuk menyelamatkan anak usaha di sektor penyedia jasa pembangunan menara jaringan tersebut adalah dengan penawaran umum perdana saham (Initial Public Offring/ IPO) dan backdoor listing.
Indra memaparkan, keputusan dalam memilih salah satu cara tersebut baru akan diambil pada kuartal ketiga tahun ini, sedangkan pelaksanaannya akan dimulai pada tahun 2015 mendatang.
"Implementasinya mungkin akan dimulai pada awal tahun2015,"Â ujar Indra usai menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 2014, di Hotel Mulia Jakarta, Jumat sore (4/4/2014).
Indra menambahkan, sebelum opsi tersebut menjadi mengerucut, ada pilihan lainnya yang bisa diambil. Salah satunya Telkom akan memfokuskan Mitratel sebagai perusahaan yang mengembangkan jasa pembangunan menara pemancar.
Langkah itu diambil karena pengembangan jasa pembangunan menara juga dimainkan oleh anak usaha Telkom lainnya. "Sebelumnya memang ada beberapa bisnis, tapi kami pindahkan ke PT Telkom Infra," ungkap Indra.
Menurut Indra, hal ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja Mitratel, baik dari sisi operasional maupun sisi keuangan. "Mitratel akan kami fokuskan di bisnis tower agar bisnisnya bisa dioptimalkan - bukan hanya dari sisi operasional, tapi juga finansial," pungkasnya.
Telkom Siapkan Dua Cara Untuk Selamatkan Mitratel
Keputusan dalam memilih salah satu cara tersebut baru akan diambil pada kuartal ketiga tahun ini,
Advertisement