Sukses

Mimpi Kereta Api Indonesia Terkoneksi Teknologi

Meski belum sempurna, patut diacungi jempol KAI mau berbenah dan mengikuti kemajuan teknologi informasi (TI).

Liputan6.com, Jakarta Jika menilik kemajuan sistem transportasi kereta api di beberapa negara maju, iri rasanya. Kapan ya Indonesia bisa seperti itu? Meski tidak mudah, gebrakan perlu dilakukan oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) agar tidak kalah bersaing dengan moda transportasi lainnya.

Dari tahun ke tahun sarana kereta api di Indonesia memang terlihat lebih baik dari sebelumnya. Sistem perkeretaapian perlahan makin terintegrasi. Pelayanan di stasiun dibuat kian nyaman dan aman, mulai dari keretanya, sistem ticketing, hingga kontrol kereta api.

Meski belum sempurna, patut diacungi jempol KAI mau berbenah dan mengikuti kemajuan teknologi informasi (TI). Ini tidak mudah, butuh usaha keras dan dukungan kerjasama dari berbagai pihak. Managing Director of Human Capital, General Affair and Information Technology PT KAI, M. Kuncoro Wibowo mengakuinya.

"Kereta tidak lagi hanya menunggu pelanggan datang, harus ada jasa yang dijual suatu saat. Dulu kami belum sadar, setelah tahu bahwa kompetisi itu ada akhirnya dibentuk divisi TI. Pelan-pelan kami menyadari bahwa KAI tidak bisa seperti ini terus," jelas Kuncoro.

Kuncoro menambahkan, kalau mau berinvestasi mereka harus hati-hati sekali karena perusahaan BUMN. Namun akhirnya Kuncoro berhasil meyakinkan para pemegang saham perusahaan (pemerintah), peer group, dan bawahan untuk memanfaatkan teknologi informasi (TI) dalam melakukan transformasi bisnis di lingkungan yang kompleks.

Tak heran jika Kuncoro dinilai layak meraih gelar "The Most Influential CIO" yang diberikan dalam ajang CIO Award yang diadakan CTI Group, penyedia solusi infrastruktur TI enterprise, beberapa bulan lalu.

"Dengan adanya TI kami menjadi kencang sekali larinya," kata Kuncoro saat diskusi santai dengan beberapa media di acara iCIO Community beberapa hari lalu.

Kuncoro tak menampik bahwa dengan menggunakan TI pekerjaan jadi terasa lebih mudah. Contoh sistem ticketing menggunakan kartu multi trip dan single trip yang diberlakukan pada setiap pintu masuk dan keluar kereta commuter line (KRL).

"Tahun 2014 bulan Februari lalu pendapatan kita naik 3 kali lipat. Adanya TI benar-benar membawa perubahan, penumpang juga jadi lebih antri dan lebih tertib", katanya.

Ke depannya, Kuncoro berharap KAI akan semakin terintegrasi dengan teknologi. Tahun 2014 ini, Kuncoro mengatakan akan banyak mengeluarkan produk yang berkaitan dengan TI untuk mempermudah pelayanan. Salah satunya layanan e-money hasil kerjasama dengan Indosat dan XL untuk mengisi saldo kartu multi trip, sehingga pelanggan tidak perlu antri dan pihak KAI tidak repot menyiapkan uang kembalian dan sumber daya manusia.