Sukses

Hacker Pertama `Heartbleed` Berhasil Ditangkap

Pihak berwenang asal Kanada, Royal Canadian Mounted Police berhasil menangkap seorang remaja yang meng-hack situs kantor pajak negara.

Liputan6.com, Jakarta Pihak berwenang asal Kanada, Royal Canadian Mounted Police berhasil menangkap seorang remaja yang meng-hack situs kantor pajak negara. Ia menyusupi situs itu dengan memanfaatkan celah 'Heartbleed'.

Hacker tersebut masih berusia 19 tahun. Pemuda bernama Stephen Arthuro Solis-Reyes itu digerebek di rumahnya di London. Menurut The Calgary Herald, pihak berwenang telah menyelidiki pelanggaran keamanan ini selama 5 hari.

Selama penggerebekan, polisi berhasil menyita peralatan komputer sebagai barang bukti. Solis-Reyes didakwa dengan dua tuduhan kejahatan yang berkaitan dengan komputer, yakni menyusupi komputer dan kerusakan yang berkaitan dengan data.

Dia dijadwalkan akan sidang di Ottawa pada 17 Juli 2014, demikian dilansir BBC News. Lebih lanjut disebutkan, ia adalah hacker pertama yang berhasil ditangkap terkait serangan bug Heartbleed yang ditemukan pekan lalu. 

Serangan Heartbleed terjadi pada hari Jumat lalu. Tak lama setelah keberadaan bug Heartbleed mencuat ke publik, situs CRA pun dijadikan sasaran empuk bug ini. Akibatnya, hacker berhasil menjaring data dari memori server CRA, termasuk informasi keuangan yang sensitif. Mereka terpaksa menonaktifkan situs untuk sementara waktu guna mencegah pencurian lebih lanjut terjadi dari informasi pribadi tersebar lebih luas.

Keberadaan bug Heartbleed diumumkan oleh Google dan Codenomicon, sebuah perusahaan keamanan asal Finlandia minggu lalu. Bug itu mengeksploitasi celah di Open SSL, sebuah software kriptografi yang digunakan untuk menjaga keamanan transmisi data pribadi.

Kerentanan yang dihasilkan oleh bug Heartbleed disinyalir merupakan bencana besar terbesar sepanjang internet berlangsung. Siapapun yang menggunakan internet bisa saja menjadi korban dari hacker yang memanfaatkan Heartbleed.

Celah ini disebutkan juga mungkin tersedia di berbagai layanan raksasa internet seperti Facebook, Amazon, Yahoo, Twitter dan lainnya. Namun, beberapa perusahaan besar mengaku telah berhasil menambal celah itu dengan memperbaiki celah keamanan itu.

Video Terkini