Liputan6.com, Jakarta - Jumlah serangan phishing terus melonjak. Dari sekian banyak target, situs jejaring sosial menjadi target paling banyak serangan spam dengan jumlah serangan 23,5%.
Pada bulan Maret 2014, penjahat cyber terdeteksi melancarkan penipuan phishing dengan mencatut nama LinkedIn. Mereka mengirim email massal dengan tema St. Patrick’s Day dan menawarkan pengguna LinkedIn akun premium secara gratis.
Untuk mengakses akun tersebut, penerima diharuskan mengklik tautan yang ternyata mengarahkan pengguna ke laman phishing, dan bukan ke situs resmi LinkedIn. Login dan password yang dimasukkan pengguna lalu dikirim ke para pelaku.
Setelah jejaring sosial, target kedua yang paling sering menjadi sasaran spam adalah layanan email dan pesan singkat (instant messenger) dengan jumlah serangan 16,6%. Jumlah serangan ke mesin pencari (14,4%) serta perusahaan keuangan dan pembayaran online (13,2%) masing-masing turun 2 persen dan 3,5 persen.
Hal ini membuat mesin pencari berada di tempat ketiga di atas perusahaan keuangan dan pembayaran online. Jumlah serangan phishing terhadap toko online naik 8,9 poin persentase, dan menempatkan toko online di tempat kelima (12,8%).
Adapun trojan yang paling banyak menyebar lewat lampiran email adalah Trojan-Spy.HTML.Fraud.gen. Trojan ini menyebar melalui laman HTML palsu yang dikirim ke pengguna melalui email dan disamarkan sebagai pesan penting dari bank komersial besar, toko online, perusahaan software, dan lain-lain.
"Bayangkan Anda mendapat notifikasi mengenai pendapatan yang belum Anda laporkan atau pesan yang menyatakan bahwa surat pemberitahuan pajak (SPT) yang baru dilaporkan ternyata palsu. Keinginan untuk mengetahui lebih jauh mengenai hal ini tentu sangat besar, dan inilah mengapa banyak penerima membuka lampiran yang ada pada email seperti ini," kata Maria Vergelis, Spam Analis Kaspersky Lab.
Lampiran email tersebut biasanya berisi Trojan yang mencuri informasi personal. Maria mengimbau agar pesan apapun dari pengirim yang tidak dikenal, meskipun terlihat sangat penting, sebaiknya diperlakukan dengan skeptis.
Dilihat dari negara sumber spam, berdasarkan keterangan resmi Kaspersky, China disebutkan menjadi sumber utama pengirim spam dengan jumlah 24,6% dari total spam pada Maret, naik 1,7 persen dibanding Februari. Amerika Serikat berada di tempat kedua dengan 17%, turun 2 poin. Korea Selatan di tempat ketiga dengan 13,6%, naik 0,8 poin. Jumlah spam dari ketiga negara di atas mencapai lebih dari separuh total spam di seluruh dunia.
Jejaring Sosial Jadi Target Utama Spam Bulan Maret
Dari sekian banyak target, situs jejaring sosial menjadi target paling banyak serangan spam dengan jumlah serangan 23,5%.
Advertisement