Liputan6.com, New York - Jejaring sosial microblogging Twitter baru saja mengumumkan laporan keuangannya untuk kuartal pertama tahun 2014 yang berakhir pada 31 Maret kemarin.
Pendapatan Twitter pada periode ini diklaim cukup memuaskan. Perusahaan yang didirikan oleh Jack Dorsey itu disebutkan sukses meraup revenue sebesar US$ 250 juta atau naik 119% dari tahun 2012 pada periode yang sama.
Namun di balik pendapatan yang menjulang itu, pertumbuhan pengguna Twitter dilaporkan terus menurun cukup tajam dan memasuki tahap mengkhawatirkan.Â
Mengutip laman New York Times, Rabu (30/4/2014), pada awal 2010, peningkatan pengguna Twitter sempat berada pada posisi 33,3% dengan 40 juta pengguna. Pertumbuhan pengguna Twitter terus mengalami penurunan menjadi 10,6% di kuartal pertama 2012, lalu turun lagi menjadi 10,3% di kuartal pertama 2013.
Dan kini, pertumbuhan pengguna Twitter hanya menjadi 5,8% pada kuartal pertama 2014. Menurut data yang diungkap, Twitter sendiri saat ini memiliki sekitar 255 juta pengguna aktif tiap bulannya.
Penurunan pertumbuhan jumlah pengguna itu lantas berdampak pada anjloknya saham Twitter di lantai bursa. Dikabarkan bahwa saham Twitter terjun hingga 11% sesaat setelah laporan keuangan kuartal pertama 2014 ini dipublikasikan secara luas.
Twitter secara resmi masuk ke pasar bursa saham perdana pada November 2013 silam. Twitter meraup dana sekitar US$ 1,82 miliar atau setara Rp 20,5 triliun dari penawaran perdana saham (IPO). Jumlah dana yang diraup itu diklaim sebagai terbesar kedua untuk sebuah perusahaan internet. Bahkan melampaui hasil dana IPO Google pada 2004 lalu.
Hebatnya lagi, hanya dalam kurun waktu 24 jam saham Twitter menguat hingga 73%. Saham Twitter menguat ke level US$ 44,90 pada penutupan perdagangan di bursa saham New York dari harga saham perdana USD 26.
Pertumbuhan Pengguna Twitter Terus Menurun
Padahal pendapatan Twitter pada periode ini diklaim cukup memuaskan, yaitu US$ 250 juta atau naik 119% dari periode sebelumnya.
Advertisement