Liputan6.com, Jakarta - Kota hijau atau ramah lingkungan sejak lama digembar-gemborkan oleh banyak pihak untuk diterapkan sebagai langkah cinta lingkungan. Namun, perkembangan teknologi mendorong perubahan tujuan bentuk kota dari kota hijau menjadi kota pintar.
"Kota pintar merupakan evolusi terkini yang dikembangkan para ilmuwan dan peneliti teknologi setelah kota hijau. Soalnya kalau sudah menjadi kota pintar tentu masalah ramah lingkungan juga termasuk di dalamnya," kata Hardyana Syintawati, VP Marketing & Communication Ericsson Indonesia.
Kota pintar yang dimaksud Hardyana tak lain merupakan semua kehidupan masyarakat dengan teknologi telah terintegrasi secara simultan. Bahkan, kota pintar yang baik disebutkan telah menghubungkan semua aspek kebutuhan masyarakat dengan teknologi dan internet.
"Kalau semua aspek kebutuhan masyarakat dengan teknologi dan internet sudah terhubung maka penduduk di dalamnya bisa lebih mudah mengontrol semua fasilitas yang digunakannya seperti listrik, air, keamanan serta banyak lagi," tambah wanita yang akrab disapa Nana itu di kampus Indonesia International Institute for Life Science (I3L), Jakarta.
Hasil riset yang dilakukan Ericsson menyebutkan bahwa kota tumbuh dengan pesat di seluruh dunia. Di tahun 1900 terdapat hanya 16 kota besar di seluruh dunia, tapi jumlahnya kemudian menjadi 442 kota besar di tahun 2010.
Pertumbuhan kota dunia yang pesat itu akhirnya mempengaruhi kehidupan masyarakat di dalamnya menjadi lebih makmur. Sayangnya, pembangungan infrastruktur pendukung masyarakat di kota besar kebanyakan kalah cepat dengan pertumbuhan populasi yang menyebabkan berbagai hambatan.
Dukungan teknologi dan koneksi di kota pintar diharapkan dapat menanggulangi kesenjangan yang diakibatkan kurangnya infrastruktur di masyarakat. Teknologi teknoneksi diharapkan pula dapat membantu menyediakan dukungan disaster management yang akan mempercepat penanggulangan ketika terjadi bencana.
Ericsson sendiri saat ini mengaku turut serta dalam pengembangan berbagai teknologi yang mendukung terwujudnya kota pintar. Perusahaan yang berpusat di Swedia itu menargetkan di tahun 2020 konsep kota pintar yang terkoneksi sudah bisa diterapkan di banyak negara.
"Kita harapkan tahun 2020 konsep kota pintar yang sudah terhubung dengan teknologi dan internet sudah banyak diaplikasikan. Nantinya masyarakat bisa langsung mengakses dan melakukan kontrol ke semua perangkat yang ada di rumah dan kantornya jadi lebih mudah, sekarang masih dikembangkan," tandas Nana.