Liputan6.com, Banyak teknologi yang mungkin awalnya dikembangkan dengan niat baik, tetapi pada saat yang sama teknologi itu juga dapat disalahgunakan atau dibajak.
The New York Times melaporkan, salah satu pelopor teknologi pengenalan wajah telah menyatakan kekhawatirannya jika suatu saat nanti karyanya itu disalahgunakan oleh orang yang tak bertanggung jawab.
Dr Joseph J. Atick adalah salah satu pelopor teknologi pengenalan wajah modern, yang membantu memajukan teknologi sejak tahun 1990-an. Ia kemudian memperkenalkan karyanya kepada pemerintah untuk mengidentifikasi penjahat dan mencegah penipuan identitas.Â
Namun seiring dengan berjalannya waktu, Atick yang saat ini menjadi seorang konsultan industri, mengatakan bahwa dirinya takut kalau teknologi itu disalahgunakan atau dibajak oleh penjahat untuk merampok seseorang dan kemudian dengan cepat ia menyembunyikan identitasnya.
"Saya pikir industri harus waspada. Jika kita diam saja dan tidak memiliki rasa tanggung jawab akan ada aplikasi dan konsekuensi yang tak terduga," kata Atick seperti dikutip dari laman Ubergizmo, Selasa (20/5/2014).
Kekhawatiran ini juga diungkap oleh Senator Al Franken yang menyatakan keprihatinan terhadap aplikasi Google Glass yang bisa mengidentifikasi orang-orang di sekitar hanya dengan cara melihat mereka. Akan tetapi, Google dengan tegas bahwa pihaknya tidak akan membenamkan fitur pengenalan wajah pada kacamata pintarnya itu.
"Beberapa orang mungkin mengira bahwa saya menghambat pertumbuhan industri. Saya tidak setuju. Saya membantu industri membuat pilihan yang sulit, tetapi itu merupakan pilihan yang tepat," tambah Atick.
Pencipta Fitur Pengenalan Wajah Takut Karyanya Dibajak
Salah satu pelopor teknologi pengenalan wajah telah menyatakan kekhawatirannya jika suatu saat nanti karyanya itu disalahgunakan.
Advertisement