Sukses

Cloud Computing Bikin Wanita Pengusaha Lebih Produktif

Penggunaan produk dan solusi Teknologi Informasi (TI) seperti cloud computing dinilai bisa membuat wanita pengusaha lebih produktif.

Liputan6.com, Jakarta - Wanita kini memiliki peranan penting dalam kewirausahaan, sehingga dirasa harus lebih mengenal perkembangan teknologi, termasuk bahaya yang ada seperti kejahatan dunia maya. Karena itu penggunaan produk dan solusi Teknologi Informasi (TI) seperti cloud computing (komputasi awan) dinilai bisa membuat wanita pengusaha lebih produktif dan kompetitif.

Diungkapkan National Technology Officer Microsoft Indonesia, Tony Seno Hartono, daya saing wanita pengusaha tidak kalah dari laki-laki. Namun wanita cenderung tidak terlalu banyak mengetahui soal teknologi. Sehingga mengadopsi solusi TI seperti cloud computing akan mempermudah wanita pengusaha menjalankan bisnis, serta menjadi lebih produktif dan kompetitif.

Cloud computing bisa menyediakan perlindungan data, keamanan dunia maya, privasi, dan langkah-langkah pencegahan kejahatan dunia maya. Salah satu solusi cloud computing milik Microsoft adalah Office 365, yang juga ditargetkan untuk pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

"Cloud computing itu adalah layanan TI yang di-outsource. Cloud ini juga salah satu jawaban atas kejahatan cyber, yang akan ditangani langsung oleh penyedia cloud itu sendiri seperti Microsoft dengan Office 365," jelas Tony dalam acara Seminar Kejahatan Dunia Maya di Hotel Mulya, Jakarta, Selasa (20/5/2014).

Dengan cloud computing, lanjut Tony, para penguasaha bisa lebih fleksibel tanpa takut menjadi korban serangan cyber. Microsoft sendiri telah bekerjasama dengan Kementerian Koperasi dan UKM untuk memperluas pengadopsian cloud di kalangan pelaku UKM.

Ditambahkan ketua Umum DPP Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI), Nita Yudi, pemanfaatan TI oleh para wanita pengusaha dapat meningkatkan produktivitas, terutama dalam hal efisiensi.

"TI adalah salah satu solusi untuk meningkatkan produktifitas, karena bisa membuat kita lebih efisien dan bisa membantu memperluas bisnis," ungkap Nita.

Kesadaran dan kepedulian terhadap TI, sekaligus bisa meningkatkan kewaspadaan terhadap kejahatan dunia maya. Sehingga tidak menjadi korban kejahatan.

Mengutip studi bersama yang dilakukan oleh IDC dan National University of Singapore (NUS), perusahaan di Asia Pasifik diprediksi menghabiskan hampir US$ 230 miliar pada tahun ini untuk mengatasi masalah yang disebabkan oleh malware yang sengaja dimasukkan dalam software bajakan.

Karena itu, para pelaku usaha dan konsumen sebaiknya meninjau dan mengaudit sistem TI dan perangkat lunak yang digunakan secara regular untuk memastikan perlindungan online.

"Microsoft menyediakan langkah-langkah keamanan dunia maya dalam produk dan cloud computing untuk keselamatan pelanggan dan perlindungan data," ungkap Regional Director, IPR & Digital Crimes Unit (DCU) Microsoft Asia, Keshav S. Dhakad.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini