Sukses

Ultah Pemburu Fosil Mary Anning Dirayakan Google Doodle

Google Doodle kali ini memberikan penghormatan kepada pemburu fosil asal Inggris, Mary Aning, di hari ulang tahunnya yang ke-215 tahun..

Liputan6.com, Setelah merayakan usia permainan kubus rubik yang ke-40, Google Doodle kali ini memberikan penghormatan kepada pemburu fosil asal Inggris, Mary Aning, di hari ulang tahunnya yang ke-215 tahun.

Di laman muka mesin pencari Google, Anda akan melihat Anning sedang mencari fosil dengan sisa tulang belulang dari sebuah spesies yang membentuk kata Google. Doodle tersebut juga menampilkan Anning yang sedang menyapu fosil dengan kuas. 

Mary Anning adalah wanita pemburu fosil yang terkenal di abad ke-19. Wanita yang lahir pada tanggal 21 Mei 1799 itu adalah seorang pekerja, bukan ilmuwan yang mengumpulkan fosil untuk penelitian. Ia mengumpulkan fosil, murni untuk mencari nafkah.

Aktivitas yang dilakukannya kerap menuai sukses - menemukan beberapa spesimen dinosaurus yang merupakan awal dari paleontologi, disiplin ilmu yang mempelajari mengenai sejarah kehidupan di bumi dan tanaman serta hewan purba berdasarkan fosil yang ditemukan.

Bahkan ia pernah melakukan penggalian di area tebing Blue Lias selama satu tahun. Pekerjaan yang cukup berbahaya itu hampir merengggut nyawanya pada tahun 1833 saat terjadi longsor yang menewaskan anjingnya, Tray.

Salah satu penemuan Anning yang fenomenal adalah tulang belulang Ichthyosaur pertama yang sukses diidentifikasi - ditemukan bersama saudaranya, Joseph ketika ia berusia 12 tahun.

Anning belajar mencari fosil dari ayahnya yang seorang pembuat lemari dan penjual fosil. Sejak kecil, ia dan Joseph sering ikut ayahnya berburu fosil. Pada tahun 1810, ayah Anning meninggal dunia.

Tanpa ada yang mencari nafkah, keluarga Anning pun dililit hutang. Maka dari itu, sejak kematian ayahnya, Anning mencari uang dengan cara memburu dan menjual fosil.

Satu-satunya tulisan ilmiah yang diterbitkan semasa hidupnya muncul dalam majalah Natural History pada tahun 1839, sebuah ringkasan dari tulisan karya Anning yang ditujukan pada editor majalah tersebut.

Setelah meninggal di tahun 1847 karena kanker payudara, kisah hidupnya yang tak biasa cukup menarik perhatian banyak pihak. Penulis kenamaan Charles Dickens pernah menulis tentangnya di tahun 1865.

Â