Sukses

Motorola Jadi Senjata Baru Lenovo di Pasar Smartphone

Chief Executive Officer (CEO) Lenovo Group, Yang Yuanqing, mengakui bahwa saat ini persaingan smartphone di Tiongkok tengah memanas.

Liputan6.com, Beijing - Chief Executive Officer (CEO) Lenovo Group, Yang Yuanqing, mengakui bahwa saat ini persaingan smartphone di Tiongkok tengah memanas, karena diramaikan dengan vendor asing dan lokal. Namun pembelian Motorola Mobility diyakini akan membantu Lenovo mengatasi tantangan tersebut.

Pernyataan Yuanqing ini disampaikannya saat Lenovo melaporkan pertumbuhan pendapatan triwulan. Keuntungan kuartal ke empat tahun fiskal perusahaan naik 25 persen dari tahun sebelumnya, berkat penjualan komputer dan perangkat mobile.

"Saat ini adalah waktu yang sulit. Saya yakin Tiongkok adalah pasar smartphone paling kompetitif di dunia," kata Yuanqing, seperti dilansir dari The Wall Street Journal, Jumat (23/5/2014).

Akuisisi Motorola merupakan taruhan besar bagi Lenovo, karena pasar smartphone Tiongkok menunjukkan tanda-tanda penurunan setelah beberapa tahun memiliki pertumbuhan yang kuat.

Mengutip laporan perusahaan riset Canalys, total pengapalan smartphone di Tiongkok mencapai 97,5 juta unit pada kuartal pertama, turun 3 persen dari kuartal sebelumnya. Hampir 65 persen pengguna ponsel di negara tersebut telah menggunakan smartphone.

Lenovo adalah vendor smartphone terbesar kedua di Tiongkok, setelah Samsung Electronics. Namun perusahaan menghadapi persaingan dari kompetitor asing dan domestik, seperti Apple, HTC, Huawei, dan Xiaomi.

Namun menurut Yuanqing, pasar smartphone nantinya tidak akan terlalu ramai, karena beberapa pemain gagal bertahan di tengah persaingan yang berlangsung sengit. Pada saat itu, sambungnya, bisnis handset Motorola di Tiongkok akan menjadi lebih menguntungkan dan bisnis yang berkelanjutan, seperti yang terjadi di pasar PC.

Di sisi lain, persaingan penjualan smartphone di pasar berkembang lain seperti Asia Tenggara dan Amerika Latin tidak terlalu ketat seperti di Tiongkok, sehingga Lenovo yakin bisa mencapai margin yang lebih tinggi. Selain itu, hubungan dekat Motorola dengan operator dan distributor juga bisa membantu Lenovo mengoptimalkan kehadirannya di ranah smartphone.

Diungkapkannya, Motorola memiliki hubungan yang kuat dengan operator di Amerika Selatan dan Utara. Lenovo berencana menjual smartphone dengan brand Motorola di Amerika Serikat, ketimbang menggunaka logo Lenovo sendiri.

Dia juga optimis Motorola bisa jauh lebih baik dalam empat hingga enam kuartal setelah akuisisi rampung. "Skala ekonomi kedua perusahaan akan membantu biaya manajemen dan pengadaan," katanya.