Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan Hewlett Packard (HP) berhasil menjadi perusahaan `lawas` yang masih mampu bertahan menghadapi tantangan zaman. Walaupun begitu, perusahaan ini terindikasi masih harus menghadapi masalah yang cukup signifikan.
Saat Meg Whitman mengambil alih tampuk kepemimpinan sebagai CEO HP, pihak perusahaan mengumumkan rencana untuk mengurangi 34 ribu tenaga kerjanya.
Kabar terbaru menyebutkan HP akan mengurangi sekitar 11 ribu sampai dengan 16 ribu tenaga kerjanya di seluruh dunia. Saat ini, HP disebutkan memiliki sekitar 320 ribu karyawan di semua fasilitas perusahaan di seluruh dunia.
Pengumuman itu disampaikan dalam pengumuman pendapatan perusahaan di kuartal kedua tahun 2014. Pada laporan itu HP berhasil meningkatkan pendapatan dan laba bersih, tapi penjualan produk secara keseluruhan menurun.
Laman Phone Arena yang dikutip, Jumat (23/5/2014) melansir, penjualan PC milik HP sukses mengalami kenaikan sebesar 7%, tapi penjualan software turun 4%, server dan jaringan untuk korporasi turun 2%, serta penjualan aksesoris pun melorot sebesar 4%.
Di sisi pendapatan, HP berhasil meraup USD 27,3 miliar dengan keuntungan bersih sebesar US$ 1,27 miliar. Jumlah itu masih belum bisa memenuhi prediksi pendapatan perusahaan yang dikeluarkan analis yakni US$ 27,4 miliar.
Tindakan pengurangan karyawan yang akan dilakukan perusahaan asal Amerika Serikat itu merupakan kelanjutan dari restrukturisasi yang sudah dicanangkan perusahaan. HP tampak tak mau terlalu mengambil resiko karena prediksi yang beredar luas menyebutkan penjualan perangkat pc akan melambat.
Babak baru pengurangan karyawan yang dilakukan HP bakalan berlangsung secara besar-besaran di semua unit bisnis, semua wilayah dan memperluas upaya restrukturisasi HP agar menjadi lebih efisien.
Pendapatan Naik, HP Justru Mau PHK Ribuan Karyawan
HP berencana melakukan restrukturisasi dengan mengurangi jumlah karyawan, niat itu akan dilangsungkan meski perusahaan meraih kenaikan laba.
Advertisement