Sukses

Mengenal Para Wanita Perancang Aplikasi `AyoNyoblos`

Dari lima tim developer yang berhasil memenangkan kontes aplikasi Pemilu 2014, terdapat tim developer wanita yang terbilang sangat kreatif.

Liputan6.com, Jakarta - Ada yang menarik dari kontes perancangan aplikasi Pemilu 2014 `Code for Vote 2.0 Challenge`. Dari lima tim developer atau pengembang yang berhasil memenangkan kontes bergengsi tersebut, terdapat tim developer wanita yang terbilang sangat kreatif.

Mereka adalah Femmous asal Jakarta yang terdiri dari lima anggota yaitu Angellica Octavianzy Sabrina, Arum Kusuma Wardani, dan Nur Farida Irnawati yang berperan sebagai developer serta Fakhria Nur Sabrina dan Ika Pretty Siregar yang menangani konsep desain.

Kelima wanita belia ini adalah mahasiswi Teknik Informatika Universitas Gunadarma angkatan 2011. Saat ini mereka tercatat sebagai mahasiswi Sarjana Magister IT, yang dikenal sebagai sebuah program percepatan magister dalam waktu 4 tahun.

2 dari 3 halaman

NEXT

Nama aplikasi pemilu yang Femmous buat diberi nama AyoNyoblos.

"Aplikasi yang kami buat berisi tutorial pencoblosan pemilu berupa video animasi dan berbagai macam informasi terkait pemilihan presiden 2014, termasuk visi misi dan profil capres-cawapres," kata Ika Pretty Siregar, salah satu anggota Femmous yang tim Tekno Liputan6.com temui di Gedung KPU Republik Indonesia, Jakarta, Kamis (19/6/2014).

Ika memaparkan, menggunakan konsep video animasi dikarenakan agar para pemilih dapat mengerti dengan mudah mengenai langkah-langkah pencoblosan di Tempat Pemungutan Suara (TPS) di wilayah mereka masing-masing.

"Jika memaparkan tutorial pencoblosan melalui tulisan, kami takut banyak pemilih yang kurang mengerti nantinya. Maka dari itu kami lebih memilih konsep video animasi," terang Ika.

3 dari 3 halaman

NEXT

Untuk proses pembuatan aplikasi AyoNyoblos sendiri, Ika menuturkan hanya membutuhkan waktu sekitar satu minggu. Proses itu terbilang sangat cepat, mengingat hampir setiap harinya mereka masih mengikuti perkuliahan.

"Kami korbankan waktu kami untuk menyelesaikan aplikasi berbasis Android ini. Bisa dibilang kami begadang setiap hari, mengingat kami baru mendapat informasi soal kontes Code for Vote 2.0 Challenge, seminggu sebelumnya," tambah Ika.

Ika memaparkan bahwa Femmous baru dibentuk pada 6 Juni 2014, seminggu sebelum kontes Code for Vote 2.0 Challenge digelar. "Kelompok ini kami bentuk atas inisiatif sendiri, bukan karena bagian dari mata kuliah atau dosen," tutupnya.

Sebagai informasi, saat ini Femmous tergabung dalam komunitas pengembang perempuan Indonesia, FemaleDev. Dalam urban dictionary, Femmous diartikan sebagai `more than famous`.
Â