Liputan6.com, Jakarta - Pesatnya perkembangan dunia teknologi ikut mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia. Kebiasaan membawa uang kartal diperkirakan akan tergantikan dengan maraknya kehadiran uang digital.
Di Indonesia, uang digital masih belum begitu populer meskipun jumlah pemain e-money lumayan banyak, yang berasal dari sektor perbankan, telekomunikasi maupun independen.
Direktur Utama Telkomsel, Alex J. Sinaga menilai pertumbuhan e-money harus seiring sejalan antara bank dengan industri lain, termasuk telekomunikas. Bahkan, ia menyebutkan pemain telekomunikasi memiliki kekuatan yang sangat besar namun belum dimaksimalkan.
"Kalau ekosistem less cash society dan financial inclusion ingin berkembang, jangan lupakan pemain telekomunikasi. Soalnya, Telko itu punya kekuatan me-leverage teknologi di financial service. Sekarang kekuatan untuk leverage itu belum dimaksimalkan," katanya mengungkap kondisi e-money di Tanah Air.
Alex mengklaim para pemain telekomunikasi terus berevolusi dari sekedar menyediakan layanan telekomunikasi menjadi penyedia komputasi, hiburan sampai dengan layanan keuangan.
"Di financial services belum dioptimalkan. Padahal telko punya kekuatan bisa melayani semua segmen dan tetap menjaga net margin-nya. Sudah terbukti pemain telko bisa melayani dari Sabang sampai Merauke, bayangkan kalau potensi ini diberi ruang di financial services, masalah less cash society dan financial inclusion terjawab sudah," tambah Alex.
Bos Telkomsel itu pun menyarankan agar potensi yang ada di operator telekomunikasi dioptimalkan perannya seperti yang dilakukan di Filipina.
"Di sana operator Globe, Bank BPI, dan Ayala membentuk anak usaha. Mereka tawarkan produk namanya Banko, ini dalam 9 bulan berhasil meningkatkan rekening bank 5%-10%, retail loan (1000%), dan transaksi elektronik 53%," paparnya lagi.
Potensi uang digital sendiri terlihat besar di Indonesia. Kolaborasi antara pemain telekomunikasi dengan perbankan diharapkannya bakalan memaksimalkan potensi dan percepatan pertumbuhan e-money di Tanah Air.
Data yang diungkap Bank Indonesia menyebutkan tiap tahun pertumbuhan penggunaan e-money mencapai 120%. Di tahun 2009 tercatat sebanyak 48 ribu kali transaksi memakai e-money dengan total nilai Rp 1,4 miliar per hari.
Pada tahun 2010 naik menjadi 73 ribu transaksi dengan nilai Rp1,9 miliar. Pada 2011, transaksi kembali meningkat mencapai 112 ribu transaksi dengan nilai Rp 2,7 miliar. Di 2012, tercatat ada 219 ribu transaksi dengan nilai Rp 3,9 miliar.
`Jangan Anggap Sepele Pemain Telekomunikasi di e-Money`
Pemain telekomunikasi bisa melayani dari Sabang sampai Merauke, bayangkan kalau potensi ini diberi ruang.
Advertisement