Sukses

Smartphone Murah Kuasai 60% Penjualan Smartfren

Sekitar 60 persen dari total pengapalan smartphone Smartfren berasal dari jajaran Andromax dengan harga jual di bawah Rp 1 juta.

Liputan6.com, Bandung - PT Smartfren, Tbk kian agresif di pasar smartphone dengan terbukti berhasil menempati posisi kedua dalam hal pengapalan pada kuartal I/2014. Seri smartphone Andromax di bawah harga Rp 1 juta menjadi kontributor terbesar dalam pencapaian ini.

Head of Brand and Marketing Communication Smartfren, Roberto Saputra, mengutip data perusahaan riset International Data Corporation (IDC) mengatakan, Smartfren kini bertengger di posisi dua di Indonesia untuk pengapalan smartphone pada kuartal I/2014 dengan pangsa pasar 12 persen. Sedangkan posisi pertama ditempati 'raja' Android, Samsung.

Sekitar 60 persen dari total pengapalan smartphone Smartfren berasal dari jajaran Andromax dengan harga jual di bawah Rp 1 juta.

"Seri Andromax C dan Andromax G adalah yang paling laris karena harganya yang juga cukup murah. Setelah itu baru smartphone dengan kisaran harga Rp 1,5-1,8 juta seperti Andromax I dan U," tutur Roberto kepada Liputan6.com.

Secara keseluruhan, Smartfren membidik 18-20 persen pasar Android dengan seri smartphone Andromax pada tahun ini. Target itu naik dibandingkan pangsa pasar Andromax pada tahun lalu yang diperkirakan mencapai 12-14 persen.

Sejauh ini, Smartfren sendiri sudah menghadirkan 7 model Andromax yang terdiri dari Andromax C, Andromax G, Andromax I, Andromax T, Andromax U, Andromax V, dan Andromax Z. Sejumlah vendor smartphone yang bekerjasama dengan Smartfren untuk memproduksi seri Andromax antara lain ZTE, Hi-sense, Haier, dan Huawei.

Perusahaan juga akan terus melanjutkan komitmen di pasar Android. "Kita sampai saat ini masih fokus dengan Android, karena OS lain seperti Windows Phone juga masih kecil pasarnya di sini," sambung Roberto.

Sementara itu, saat ini Smartfren memiliki sekitar 12 juta pelanggan per kuartal I/2014. Untuk target pelanggan pada tahun ini adalah 14-15 juta, dengan 8-9 juta di antaranya adalah pelanggan data dan smartphone.

Video Terkini