Sukses

Internet Bikin Pelajar Pintar Jadi Bodoh

Tak disangka, internet yang juga merupakan jendela dunia seperti buku ternyata bisa membuat kemampuan intelektual pelajar menurun.

Liputan6.com, Inggris - Tak disangka, internet yang juga merupakan jendela dunia seperti buku ternyata bisa membuat kemampuan intelektual sebagian besar pelajar menurun. Hal ini diungkap oleh para peneliti di Inggris.

Mereka menemukan bahwa sebagian besar pelajar berotak cerdas yang menggunakan internet melalui smartphone, tablet, dan laptop di kelas dapat mengakibatkan nilainya menurun.

Peneliti mengatakan, para pelajar bisa melakukan proses belajar mereka dengan baik jika tidak membawa gadget di dalam kelas. Studi yang dilakukan Michigan State University (MSU) - didanai oleh National Science Foundation - menemukan bahwa para pelajar pintar banyak yang menggunakan internet untuk keperluan non-akademis.

Mengutip laman Daily Mail, Rabu (25/6/2014), keperluan non-akademis dalam kasus ini adalah menggunakan internet untuk membaca berita, mengirim email, dan update status di Facebook.

"Seluruh pelajar dari semua kemampuan intelektual harus bertanggung jawab untuk tidak membiarkan dirinya terganggu oleh penggunaan internet," kata Susan Ravizza selaku pemimpin penelitian tersebut.

Dalam hal ini ia bersama rekannya mempelajari kebiasaan penggunaan internet non-akademis di kelas pengantar psikologi yang melibatkan sekitar 500 pelajar di MSU.

Penelitian sebelumnya mengklaim bahwa pelajar yang pintar lebih baik dalam multitasking dan mampu menepis gangguan sekitar. Akan tetapi, kebiasaan penggunaan internet adalah kasus yang berbeda dari aktivitas multitasking.

Penelitian ini juga menunjukkan efek dari penggunaan internet terhadap kinerja akademis, yang dapat berpengaruh buruk dalam proses belajar-mengajar. Ravizza menuturkan, hampir mustahil untuk melarang mereka mengunakan smartphone atau perangkat elektronik lainnya di ruang kelas. 

"Apa yang bisa dilakukan, ratusan pelajar membawa ponsel mereka di dalam kelas dan di juga diluar kelas?" Tandas Ravizza. Larangan tersebut mungkin bisa menjadi masalah keamanan, karena ponsel telah menjadi sumber utama untuk menerima pesan darurat.

Video Terkini