Sukses

Tak Lagi Jualan Ponsel, Ini 3 Fokus Bisnis Baru Nokia

90% bisnis Nokia kini difokuskan pada sektor network.

Liputan6.com, Jakarta - Setelah merampungkan proses penjualan divisi perangkat dan layanannya pada Microsoft per 25 April 2014 kemarin, maka kini Nokia secara resmi sudah tidak lagi bermain di bisnis ponsel dan produk perangkat mobile lainnya. Padahal sejak era 70-an hingga awal 2000-an, perusahaan yang berbasis di Espoo, Finlandia itu dikenal sebagai 'raja ponsel', sebelum akhirnya harus tersingkir ketika era smartphone dimulai.

Lalu kini apa sebenarnya lini bisnis yang digeluti oleh Nokia? President Director Nokia Solution Network (NSN) Indonesia, Darmesh Malhotra menjelaskan, kini perusahaannya berfokus pada tiga lini bisnis yang sebenarnya sudah dirintis oleh Nokia sejak dulu. Ketiga lini bisnis tersebut adalah; network, layanan lokasi (HERE), dan paten teknologi.

"90% bisnis kami kini difokuskan pada sektor network. Sisanya kami sedang terus mengembangkan layanan lokasi berbasi internet (HERE), dan berbagai pengembangan paten teknologi," papar Malhotra di acara NSN Revisited Mobile World Congress 2014 yang berlangsung hari ini, Selasa (24/6/2014), di Jakarta.

Namun begitu, Malhotra pun mengakui bahwa sejauh ini masyarakat awam memang lebih mengenal Nokia sebagai produsen ponsel.

Untuk lebih jelasnya, berikut strategi Nokia dengan 3 lini bisnis yang kini menjadi fokus mereka:

2 dari 4 halaman

Network

1. Network

Malhotra mengungkapkan bahwa kini Nokia bercita-cita untuk menjadi 'raja' di sektor teknologi jaringan. Apa yang diungkapkan oleh Malhotra tentunya bukanlah omong kosong belaka, pasalnya bisnis jaringan Nokia diketahui kini telah melayani sekitar 90 dari total 100 operator telekomunikasi terbesar di dunia.

Untuk Indonesia, bisnis jaringan Nokia sendiri melayani sejumlah operator telekomunikasi seperti Telkomsel, Tri dan Smartfren.

Selain itu, Malhotra pun mengklaim kini perusahaannya telah mendukung 143 layanan komersial jaringan 4G LTE di berbagai penjuru dunia, termasuk China, Jepang dan Korea Selatan. Sementara di Indonesia, Nokia rencananya akan menggelar layanan 4G LTE bersama ketiga operator rekanan, Telkomsel, Tri dan Smartfren, di tahun 2015 mendatang.

Nokia juga menjadi pionir teknologi Telco Cloud yang menjadi perbincangan utama di gelaran Mobile World Congress (MWC) 2014. Teknologi telekomunikasi berbasis komputasi awan ini diyakini mampu meningkatkan efisiensi dan layanan data para operator telekomunikasi. Sejauh ini Telco Cloud masih dalam tahap uji coba yang dilakukan di Jepang.

3 dari 4 halaman

HERE

2. HERE

Selain Google Maps, layanan lokasi dan perpetaan berbasis intenet milik Nokia, HERE, diketahui memiliki kedalaman data dan akurasi yang sangat baik. Jika sebelumnya HERE hanya diaplikasikan pada sistem operasi Windows Phone dan Windows, kini Nokia menargetkan HERE dapat diadopsi di lebih banyak perangkat dan sistem operasi.

HERE pun kini dikembangkan dengan platform cloud guna menciptakan layanan lokasi yang lebih pintar dan dapat dipersonalisasi sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Malhotra memaparkan, "Layanan lokasi akan menjadi elemen terpenting di berbagai jenis industri seperti kesehatan, transportasi, dan masih banyak lagi."

4 dari 4 halaman

Paten teknologi

3. Paten teknologi

Di gelaran MWC 2014, CEO baru Nokia, Rajeev Suri menegaskan bahwa kini pihaknya akan semakin fokus untuk terus memperkaya program lisensi properti intelektual mereka. Diperkuat oleh 600 peneliti dan insinyur terbaik, Nokia berharap mampu terus mengeksplorasi bidang-bidang teknologi terbaru, dan membuatnya bermanfaat bagi perusahaan atau oraganisasi lain.

Beberapa lisensi teknologi yang kini sedang dikembangkan oleh tim Nokia antara lain adalah sistem multi-sensor cerdas, teknologi penginderaan, dan interplay cerdas di berbagai jenis teknologi berbasis radio.