Liputan6.com, Hong Kong - Harian asal Hong Kong, Wen Wei Po melaporkan sebuah berita mengejutkan terkait dampak buruk video game terhadap anak-anak. Seorang gamer yang masih berusia tujuh (7) tahun diketahui hendak melakukan bunuh diri karena mengira dirinya bisa hidup kembali.
Dilansir laman Games in Asia, Senin (7/7/2014), gamer yang disebutkan sebagi seorang gadis cilik ini berpikir bahwa dirinya bisa hidup kembali seperti dalam video game yang biasa ia mainkan.
Namun menurut penjelasan yang dimuat harian Wen Wei Po, penyebab utama keinginan bunuh diri sang anak bukan disebabkan oleh video game, melainkan tekanan akademis berlebihan dari pihak orangtua. Gadis tersebut disebutkan memiliki nilai rata-rata di sekolah yang sebenarnya tidak terlalu buruk.
Namun sang orangtua gadis tersebut, menginginkan anaknya mendapatkan nilai sempurna. Ia pun tertekan dan kerap menjadikan video game sebagai media pelarian.
Tanpa bimbingan orang yang lebih dewasa, seorang anak dapat mengimplementasikan berbagai hal di dalam video game secara salah. Pengetahuan yang mereka miliki umumnya belum sesuai dengan konten video game yang ia mainkan.
Dikira Bisa Hidup Lagi, Gamer Cilik Berniat Bunuh Diri
Penyebab utama keinginan bunuh diri sang anak bukan disebabkan oleh video game, melainkan tekanan akademis yang berlebihan.
Advertisement