Sukses

Pemilik Bioskop Ramai-ramai Tolak Google Glass

Tercatat ada sekitar 750 bioskop di wilayah Britania Raya, termasuk Inggris, Skotlandia, Wales dan Irlandia Utara yang menolak Google Glass.

Liputan6.com, London - Seperti yang telah diketahui sebelumnya, Google Glass telah tersedia bagi para pengguna di Inggris dengan banderol yang cukup tinggi, yakni seharga 1.000 poundsterling atau sekitar Rp 20 jutaan. Harga tersebut sedikit lebih mahal dibandingkan harga pasaran Glass di Amerika Serikat yang 'hanya' dibanderol US$ 1.500, atau setara dengan Rp 17 jutaan.

Sayangnya, selain dijual dengan harga yang cukup mahal, kehadiran Glass di tengah-tengah ruang publik hingga kini masih dipertanyakan. Alasan privasi dan keamanan menjadi isu utama yang membuat posisi kacamata pintar besutan Google itu sedikit sulit diterima masyarakat luas, termasuk di Inggris.

Sejumlah pemilik dan pengurus bioskop di Inggris telah sepakat menolak penggunaan Google Glass di dalam bioskop. Menurut mereka, para pelaku kriminal dapat memanfaatkan kacamata tersebut untuk melakukan perekaman film secara ilegal di dalam bioskop yang kemudian dapat didistribusikan salinannya secara luas. Mereka juga meyakini bahwa saat ini lebih dari 90% sumber film bajakan berasal dari cara perekaman di dalam bioskop.

2 dari 3 halaman

Pasang tanda peringatan


Menurut yang dilansir laman Mashable, Selasa (1/7/2014), hingga kini tercatat ada sekitar 750 bioskop di wilayah Britania Raya, termasuk Inggris, Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara yang menolak kehadiran Google Glass di tempat usaha mereka.

Mereka ramai-ramai memasang tanda peringatan yang bertuliskan, "Guna menunjukkan rasa hormat Anda pada penonton lain, dan untuk mencegah praktik pembajakan film, kami meminta para penonton untuk tidak masuk ke dalam auditorium bioskop dengan menggunakan perangkat wearable yang dapat merekam gambar. Setiap penonton yang ditemukan menggunakan perangkat tersebut akan diperiksa dan dipersilahkan untuk meninggalkan bioskop."

Sebagai langkah antisipasi, para staf kemanan bioskop juga telah diberi petunjuk bagaimana cara menemukan para pembajak. Mereka umumnya memilih kursi yang berada di deretan tengah dan mengisolasi diri dengan membawa beberapa teman untuk duduk di sekitarnya. Beberapa pembajak bahkan kerap memanfaatkan anak-anak untuk menutupi maksud jahat mereka.

3 dari 3 halaman

Tak cuma terjadi di Inggris

Penolakan penggunaan Google Glass di ruang publik tidak saja terjadi di Inggris dan sekitarnya. Menurut hasil survei yang dilakukan perusahaan riset Toluna, ternyata terungkap pula bahwa sekitar 72 persen warga Amerika Serikat (AS) menolak pemasaran Google Glass secara luas.

Dua dari lima orang koresponden mengaku sangat khawatir data privasinya dapat diakses oleh orang-orang yang menggunakan Google Glass. Sementara sebagian lainnya menduga kegiatan pribadinya dapat diintai secara diam-diam oleh Google Glass.

Guna mengantisipasi hal tersebut, pihak Google sebenarnya telah mengeluarkan petunjuk etiket penggunaan kacamata pintarnya tersebut. Salah satunya adalah mematikan Google Glass di tempat di mana ponsel juga dilarang dinyalakan. Google Glass pun kini telah dibuat bersinar ketika melakukan perekaman sehingga proses perekaman akan terlihat jelas oleh orang lain.