Liputan6.com, Beijing - Tiongkok adalah satu-satunya negara di dunia yang mengkategorikan 'kecanduan internet' sebagai masalah medis dan menganggapnya sebagai ancaman terbesar bagi para kawula muda.
Menurut laporan yang dilansir Reuters, pemerintah Tiongkok menanggapi masalah kecanduan internet dengan sangat serius, dan mengambil langkah radikal untuk menyelesaikannya. Mereka diketahui membangun sekitar 250 kamp bergaya militer sebagai pusat rehabilitasi bagi para remaja pecandu internet dan game online.
Para orangtua di Tiongkok kabarnya mendukung langkah radikal pemerintah tersebut. Banyak di antara para orangtua di Tiongkok yang memilih mengirimkan anak-anak mereka ke kamp-kamp ini untuk menjalani pemeriksaan psikologis dan pelatihan fisik ala militer.
Para ilmuwan di Daxing Internet Addiction Treatment Center secara bertahap melakukan scan pada otak remaja penghuni kamp untuk kebutuhan penelitian dan pengobatan. Kesimpulan awal mereka menyebutkan bahwa tekanan psikologis terkait persaingan hidup dan gengsi di negara dengan populasi mencapai 1,3 miliar jiwa, menjadi penyebab utama para remaja di Tiongkok memilih internet sebagai sarana mengasingkan diri.
Baca Juga
Berikut adalah sejumlah gambaran kegiatan para pecandu internet di kamp rehabilitasi bergaya militer di Qide Education Center, Beijing, Tiongkok.
Advertisement
Pendidikan ala militer
Pusat rehabilitasi seperti Qide Education Center di Beijing menggunakan taktik dan pendekatan militer untuk mengajarkan disiplin pada para remaja pecandu internet.
"Anak-anak pecandu internet berada dalam kondisi fisik yang miskin. Obsesi mereka dengan internet telah merugikan kesehatan mereka, dan akhirnya mereka kehilangan kemampuan untuk berpartisipasi dalam kehidupan normal," jelas Xing Liming, salah satu anggota pengawas di Qide Education Center.
Advertisement
Kembali hidup normal
Para pecandu internet di Qide Education Center juga diajarkan untuk menyelesaikan tugas sehari-sehari seperti mebersihkan kamar, memasak dan keterampilan penting lainnya yang tidak berhubungan dengan internet.
"Pendidikan dan hidup dalam lingkungan militer membuat mereka lebih disiplin dan mengembalikan kemampuan mereka untuk hidup normal," papar Xing.