Liputan6.com, California - Menurut laporan yang dipublikasikan perusahaan keamanan komputasi Symantec, kelompok hacker asal Rusia yang menamakan dirinya sebagai 'Energetic Bear' mulai menyerang sejumlah perusahaan energi di Amerika Serikat dan Eropa.
Serangan yang diarahkan pada perusahaan energi tersebut diketahui mengusung sandi serangan yang disebut 'Dragonfly'. Para hacker menyebarkan malware yang mengincar kegiatan operasional perusahaan.
Para peneliti di Symantec mengingatkan bahwa serangan ini mengincar perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang energi strategis, seperti operator pembangkit listrik, operator pengeboran minyak bumi, operator jaringan komunikasi, dan lainnya.
"Kampanye serangan malware ini serupa dengan serangan 'Stuxnet' yang terjadi pada 2010 silam. Jika Stuxnet menyasar program nuklir Iran, serangan 'Dragonfly' berfokus pada perusahaan energi dan polanya lebih pada pengintaian dan sabotase," tulis Symantec dalam laporannya.
Menurut yang dideskripsikan blog resmi Symantec, kelompok hacker yang melakukan penyerangan ini memiliki sumber daya yang cukup mumpuni, baik dari sisi kualitas kemampuan maupun jaringan. Besar kemungkinan, pihak Symantec berasumsi, ada keterlibatan pemerintah negara atau organisasi tertentu dibalik serangan ini.
Lebih lanjut laman Bloomberg, Senin (7/7/2014), menjelaskan, lebih dari setengah serangan malware Dragonfly ditemukan di perusahaan-perusahaan energi yang berbasis di Amerika Serikat. Sementara sisanya menyerang perusahaan-perusahaan energi di wilayah Serbia, Yunani, Rumania, Polandia, Turki, Jerman, Italia dan Perancis.
Baca juga:Â
Tips Lindungi Ponsel Android Dari Serangan Malware
5 Jenis Penipuan yang Perlu Diwaspadai di Facebook
Waspadalah! Facebook Jadi Sarang Penipuan Online
Baca Juga
Â
Advertisement