Liputan6.com, Jakarta - Kabar duka menyelimuti dunia setelah pesawat komersial Malaysia Airlines nomor MH17 tujuan Amsterdam-Kualalumpur jatuh ditembak rudal di wilayah perbatasan Rusia-Ukraina, kemarin siang waktu setempat.
Pesawat jenis Boeing 777-200ER itu diperkirakan mengangkut 280 penumpang beserta 15 awak pesawat. Tercatat ada 12 WNI yang turut menjadi korban di pesawat nahas tersebut.
Meski belum diketahui secara pasti siapa pihak yang bertanggung jawab atas penembakan rudal yang menghancurkan MH17 di udara, namun kini beredar spekulasi bahwa rudal canggih Buk Missile adalah senjata yang digunakan untuk menembak jatuh MH17.
Spekulasi ini pertama kali digulirkan oleh penasehat Kementerian Dalam Negeri Ukraina, Anton Gerashchenko melalui akun Facebook-nya dengan menuliskan, "'Teroris' yang menembak pesawat mengoperasikan sistem rudal Buk".
Menurut yang dilansir laman Business Insider, Jumat (18/7/2014), Buk missile system alias rudal Buk pertamakali dikembangkan oleh pemerintah Uni Soviet pada tahun 1972 dan penggunaannya meningkat di era 1980-an. Ardalion Rastov adalah sang juru rancang rudal mematikan ini.
Rudal ini merupakan jenis rudal surface-to-air yang diciptakan khusus untuk menembak jatuh helikopter ataupun pesawat terbang. Dibekali sistem radar dan navigasi yang cukup canggih, rudal Buk mampu mengidentifikasi objek bergerak yang menjadi sasarannya hingga berjarak 13 km dari permukaan.
Umumnya rudal Buk ditembakkan menggunakan truk-truk pengangkut besar yang tersembunyi. Sebagai informasi, saat melintasi langit Ukraina timur, pesawat MH17 diperkirakan berada setinggi 6 Km dari permukaan.
Seiring dengan perkembangan waktu, Buk telah mengalami banyak penyempurnaan dan modifikasi sesuai kebutuhan medan tempur. Setelah Uni Soviet terpecah belah, teknologi rudal Buk diadopsi oleh negara-negara pecahannya.
Rusia dan Ukraina merupakan dua negara yang terpantau kerap memanfaatkan jenis rudal ini. Meski begitu, Rusia diketahui juga mengembangkan sejumlah jenis rudal canggih dan modern lainnya.
Selain digunakan oleh negara-negara di wilayah Eropa Timur, rudal Buk juga digunakan oleh sejumlah negara Arab, seperti Mesir dan Suriah. Korea Utara dan Tiongkok pun disebutkan memiliki sejumlah rudal Buk.