Sukses

Posting Gambar Kontroversial, Polisi Diamuk Warga Twitter

Para pengguna media sosial mengecam postingan tersebut, di mana menampilkan seorang penumpang mobil perempuan disumpal dan terikat di kursi.

Liputan6.com, Sebuah `kartun yang dianggap telah merendahkan gender tertentu` di-posting oleh akun Twitter resmi milik kesatuan polisi Birmingham, Inggris. Sontak, hal itu pun langsung memicu kemarahan warga Twitter setempat.

Para pengguna media sosial mengecam posting-an tersebut, di mana menampilkan seorang penumpang mobil perempuan disumpal dan terikat di kursi, sementara sang supir pria berkendarai dengan ekspresi wajah yang terlihat puas.

Di atas gambar kartun tersebut bertuliskan: "Desain baru seatbelt: 45% mengurangi risiko kecelakaan mobil!!" Dilaporkan Birmingham Mail, gambar nyeleneh itu muncul di halaman Twitter resmi Polisi Bordesley Green WMP.

Petugas yang meng-upload gambar itu menulis: "Seorang desainer mobil telah memenangkan penghargaan untuk merancang sebuah sabuk pengaman yang membantu mengurangi polusi suara kendaraan #IWantOne."

Tak lama berselang, polisi ceroboh yang tak disebutkan namanya itu langsung meminta maaf setelah di-bully warga Twitter. Demikian seperti dikutip dari Mirror, Kamis (24/7/2014).

"Mohon maaf, gambar itu hanya untuk sekadar humor belaka dan ntidak dimaksudkan untuk mengganggu siapapun," tulisnya di akun Twitter @Bordesley_WMP.

Meski sudah meminta maaf, Bordesley Green WMP kerap di-bully di Twitter dan mengundang banyak kemarahan warga Inggris. Kepala eksekutif yayasan Refuge yang kerap menangani kasus KDRT, Sandra Horley CBE, mengatakan bahwa gambar kartun itu secara jelas telah menghina perempuan.

"Saya kecewa dengan polisi yang menyebarkan gambar kartun yang merendahkan gender tertentu - dan kemudian mereka mencoba meminta maaf dengan alasan hanya untuk sebuah lelucon semata," kata Horley.

Setelah kejadian ini, sekali lagi pihak Polisi Bordesley Green WMP, meminta maaf dengan mengatakan: "Kami percaya petugas kami selalu men-tweet informasi sesuai dengan kebijakan yang berlaku. Kami mohon maaf atas pelanggaran yang disebabkan oleh penggunaan yang tidak tepat ini."